Terobosan Genetika: Tikus ‘Berbicara’ Lebih Kompleks Setelah Disuntik Gen Manusia

Sebuah studi eksperimental revolusioner baru-baru ini mengungkap dampak mengejutkan dari penyisipan ‘gen bahasa’ manusia ke dalam tubuh tikus. Modifikasi genetik ini secara signifikan mengubah pola vokalisasi hewan pengerat tersebut, membuka wawasan baru tentang evolusi komunikasi.

Anak tikus yang membawa versi gen manusia menunjukkan ciri khas suara yang berbeda. Ketika memanggil induknya, mereka mengeluarkan cuitan ultrasonik dengan nada yang lebih tinggi dan keragaman suara yang lebih kaya dibandingkan dengan tikus normal. Para peneliti mengidentifikasi perubahan pada elemen-elemen dasar suara tikus, seolah ‘huruf’ dalam bahasa mereka telah bermutasi.

Perubahan bahkan lebih mencolok terjadi ketika tikus-tikus ini mencapai usia dewasa. Tikus jantan, dalam upaya menarik perhatian tikus betina, menghasilkan suara bernada tinggi yang jauh lebih rumit daripada rekan-rekan mereka yang tidak dimodifikasi secara genetik.

"Mereka ‘berbicara’ dengan cara yang berbeda kepada tikus betina," ungkap peneliti utama studi tersebut. "Perubahan vokalisasi semacam ini dapat memiliki implikasi besar dalam evolusi."

Inti dari penelitian ini terletak pada protein NOVA1, yang diketahui memainkan peran penting dalam perkembangan otak. Para ilmuwan menggunakan teknologi pengeditan gen CRISPR canggih untuk mengganti protein NOVA1 asli tikus dengan varian yang unik untuk manusia.

Awalnya, analisis menunjukkan bahwa varian NOVA1 manusia tidak mengubah cara protein berinteraksi dengan RNA yang terkait dengan perkembangan otak atau kontrol gerakan. Ini menunjukkan bahwa protein tersebut berfungsi serupa dengan versi aslinya pada tikus.

Namun, para peneliti menemukan kejutan yang menggemparkan. Varian NOVA1 manusia ternyata memengaruhi pengikatan RNA pada gen-gen yang terkait dengan kemampuan vokalisasi. Penemuan tak terduga ini membuka jalan baru untuk memahami dasar genetik komunikasi dan bagaimana hal itu dapat berkembang dari waktu ke waktu.

"Kami tidak menyangka ini sama sekali," kata peneliti tersebut. "Ini adalah momen yang sangat menakjubkan dalam sains."

Scroll to Top