Jakarta – Jagat media sosial dihebohkan dengan berita palsu (hoax) yang menyebut Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dalam kondisi kritis dan dirawat di rumah sakit. Kalangan relawan menduga kabar bohong ini disebarkan oleh kelompok yang memiliki sentimen negatif terhadap Jokowi.
Dalam video yang viral di platform X, terlihat kerumunan orang di sebuah bangunan, sibuk merekam dengan ponsel. Sosok yang mirip Jokowi juga terlihat, beserta pengamanan di sekitarnya. Narasi yang menyertai video tersebut berbunyi ‘Jokowi kritis masuk rumah sakit’. Namun, informasi ini telah dibantah tegas.
"Itu tidak benar, beliau tidak sedang dirawat di rumah sakit," ujar seorang sumber terpercaya yang dikonfirmasi. Sumber tersebut mengimbau masyarakat untuk lebih bijak dalam menyaring informasi yang beredar di media sosial.
"Berita itu hoax. Mari kita lebih hati-hati dan bijaksana dalam menerima dan menyebarkan informasi. Jangan mudah percaya sebelum memverifikasi kebenarannya. Menyebarkan hoax hanya akan meresahkan dan merugikan banyak pihak. Cek dulu faktanya, baru sebarkan," tegasnya.
Sebelumnya, Jokowi diketahui mengajak ketiga cucunya berlibur ke luar kota pada Kamis (26/6), di tengah masa pemulihan alergi kulit yang dialaminya. Ia didampingi oleh Ibu Negara, Iriana Joko Widodo.
"Mengantar cucu, anak dan cucu ke luar kota," kata Jokowi di Solo.
Meskipun masih dalam proses penyembuhan, Jokowi menyatakan kondisinya baik-baik saja dan dalam tahap pemulihan. "(Kondisi) ya baik-baik saja, baik-baik saja, tapi masih sedikit dalam pemulihan," ungkapnya.
Opini Pembenci Ingin Bangun Narasi Negatif
Wakil Ketua Pro Jokowi (Projo) berpendapat bahwa kabar hoax ini sengaja disebarkan oleh pihak-pihak yang membenci Jokowi, dengan tujuan membangun opini bahwa Jokowi sudah lemah dan bahkan terkena azab. Kabar hoax ini juga dinilai berkaitan dengan pengaruh Jokowi yang masih kuat di kancah politik.
"Pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab ini adalah para pembenci Jokowi, orang-orang yang tidak suka dan sakit hati kepada Pak Jokowi. Mereka semakin tidak suka karena sampai saat ini, walaupun Pak Jokowi sudah tidak menjadi presiden lagi, tapi Pak Jokowi masih eksis, masih populer, masih dicintai oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Pak Jokowi masih sangat relevan dan mempunyai pengaruh dalam politik Indonesia," ujarnya.
Menurutnya, informasi mengenai Jokowi seringkali disalahartikan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, dan Jokowi kerap diserang hingga ke ranah pribadi.
"Narasi, berita, informasi hoax tentang Jokowi dan keluarga akan terus dimainkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, baik dalam bentuk fake news, clickbait, confirmation bias, missinformation, satire, post truth, propaganda," jelasnya.
"Dan yang akan diserang juga dari segala aspek kehidupan Pak Jokowi, kehidupan pribadi, termasuk kesehatan, karakter, integritas, latar belakang personal, keluarga, sosial, politik. Pastinya dari segala aspek yang mereka bisa gunakan baik karena ada peluang maupun dipaksakan," tambahnya.
Ia menilai para pembenci ingin membangun narasi bahwa Jokowi sudah lemah dan terkena azab. Namun, ia yakin hal ini tidak akan berhasil karena Jokowi masih dicintai oleh masyarakat Indonesia.
"Termasuk menggunakan narasi kesehatan Pak Jokowi, mereka ingin membangun opini Pak Jokowi sudah lemah, kalah, kena azab dari Tuhan, dan lain-lain. Namun, percayalah, semua narasi hoax itu tidak akan berhasil karena kecintaan masyarakat kepada Pak Jokowi itu sangat besar dan nyata adanya," tegasnya.
"Kepercayaan masyarakat kepada Pak Jokowi dibangun atas perbuatan perbuatan nyata Pak Jokowi kepada masyarakat Indonesia, tidak banyak pemimpin seperti Pak Jokowi yang hobi dan kebahagiaannya adalah ketika bertemu dengan masyarakat, itulah kekuatan Pak Jokowi," pungkasnya.