Terobosan Medis! Hati Babi Bantu Pasien Gagal Hati Akut di AS

Amerika Serikat bersiap mengukir sejarah baru di dunia kedokteran. Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) telah menyetujui uji klinis perdana penggunaan hati babi hasil rekayasa genetika untuk membantu pasien yang menderita gagal hati akut. Inovasi ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi hati manusia yang rusak parah untuk beristirahat dan memulihkan diri.

Penelitian inovatif ini digagas oleh perusahaan bioteknologi eGenesis, bekerja sama dengan perusahaan medis OrganOx. Hati babi ini tidak akan ditransplantasikan ke dalam tubuh pasien. Sebagai gantinya, organ tersebut akan digunakan secara eksternal untuk memurnikan darah pasien.

Setiap tahunnya, puluhan ribu pasien di AS harus dirawat karena gagal hati mendadak. Sayangnya, banyak di antara mereka tidak memenuhi syarat untuk transplantasi hati atau kesulitan mendapatkan donor organ yang cocok dalam waktu singkat. Penelitian ini menawarkan solusi potensial untuk menjembatani masa kritis tersebut.

Hati memiliki kemampuan regenerasi yang unik. Para peneliti berharap, dengan memberikan waktu istirahat melalui bantuan hati babi, hati pasien dapat pulih secara alami. Uji coba sebelumnya pada jenazah menunjukkan bahwa sistem eksternal ini mampu menjalankan fungsi hati manusia selama beberapa hari.

CEO eGenesis, Mike Curtis, menjelaskan bahwa babi yang digunakan telah dimodifikasi secara genetik agar organ mereka lebih kompatibel dengan manusia. Modifikasi ini bertujuan untuk mengurangi risiko penolakan oleh tubuh pasien. Uji klinis ini akan melibatkan sejumlah pasien di unit perawatan intensif yang tidak memenuhi syarat untuk transplantasi.

Perangkat yang digunakan dalam uji coba ini berasal dari teknologi OrganOx, yang sebelumnya digunakan untuk menjaga hati donor manusia tetap hidup sebelum transplantasi. Alat ini akan mengalirkan darah pasien melalui hati babi sebagai metode pendukung sementara.

Uji klinis ini menandai tonggak penting dalam pengembangan terapi lintas spesies (xenotransplantasi). Terobosan ini membuka jalan bagi penanganan penyakit organ vital yang selama ini sangat bergantung pada ketersediaan donor manusia. Jika berhasil, pendekatan ini berpotensi menyelamatkan nyawa dan memberikan harapan baru bagi pasien gagal hati di seluruh dunia.

Scroll to Top