Uji Teori Einstein, Jam Atom Dikirim ke Luar Angkasa!

Sebuah misi ambisius akan segera diluncurkan untuk menguji teori relativitas umum Albert Einstein dengan tingkat ketelitian yang belum pernah terjadi sebelumnya. Badan Antariksa Eropa (ESA) berencana mengirimkan dua jam atom ultra-presisi ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada tanggal 21 April 2025, sebagai bagian dari misi Atomic Clock Ensemble in Space (ACES).

Dua jam atom canggih, PHARAO dan SHM, akan dibawa ke ISS menggunakan kapsul SpaceX Dragon. PHARAO, yang dikembangkan oleh badan antariksa Prancis, menggunakan atom cesium yang didinginkan hingga mendekati nol mutlak. Sementara itu, SHM buatan Swiss menggunakan atom hidrogen sebagai referensi. Kombinasi keduanya memungkinkan pengukuran waktu dengan tingkat kesalahan hanya satu detik setiap 300 juta tahun.

Setelah tiba di orbit, modul ACES akan dipasang di laboratorium Columbus milik ESA dan dioperasikan selama setidaknya 30 bulan. Misi ini bertujuan untuk mengukur fenomena dilatasi waktu, yaitu perbedaan laju waktu antara medan gravitasi yang kuat dan lemah. Hal ini dilakukan dengan membandingkan waktu di ISS dan di Bumi.

"Dengan ACES, kita akan menguji prediksi Einstein dengan akurasi yang ekstrem. Ini akan menjadi salah satu validasi paling presisi terhadap relativitas umum dari luar angkasa," ujar seorang ilmuwan senior dari Physikalisch-Technische Bundesanstalt Jerman.

Misi ACES tidak hanya bertujuan untuk memvalidasi teori Einstein, tetapi juga membuka peluang untuk pengembangan sistem navigasi global yang jauh lebih presisi. Selain itu, misi ini juga memungkinkan deteksi fluktuasi dalam konstanta fisika dan memberikan data baru dalam riset materi gelap.

ESA menyebut ACES sebagai tonggak ilmiah internasional yang melibatkan kolaborasi riset dari Prancis, Jerman, dan Swiss. Airbus bertanggung jawab merakit modul, sementara peluncuran akan ditangani oleh SpaceX dari Kennedy Space Center, Florida.

"Seratus tahun setelah Einstein menyatakan bahwa waktu itu relatif, kita akan mengujinya langsung dari orbit," kata seorang kepala proyek ACES di ESA. “Ini bukan hanya eksperimen fisika, tetapi langkah menuju pemahaman baru tentang alam semesta," tambahnya.

Scroll to Top