Jakarta – Bulutangkis Indonesia tengah menghadapi tantangan berat. Minimnya gelar juara dalam enam bulan terakhir membuat PP PBSI bergerak cepat melakukan evaluasi. Wakil Ketua Umum PP PBSI, Taufik Hidayat, bahkan memberikan ultimatum keras bagi pelatih dan bidang Pembinaan Prestasi (Binpres).
Sorotan utama tertuju pada performa para atlet yang dianggap kurang memuaskan. Dari hasil evaluasi, Taufik Hidayat menekankan pentingnya gelar juara, bukan sekadar mengejar ranking. Ia menegaskan bahwa masyarakat mengharapkan prestasi tertinggi, bukan hanya sekadar posisi runner-up.
Taufik juga menyoroti peran krusial pelatih dan Binpres dalam membimbing atlet menuju performa puncak. Ia meminta pertanggungjawaban atas kurangnya prestasi yang diraih.
Ancaman degradasi pun menghantui para atlet senior yang tak kunjung menunjukkan peningkatan. Taufik menyatakan bahwa aturan baru memungkinkan promosi dan degradasi dilakukan tanpa harus menunggu akhir tahun. Kebijakan ini diharapkan dapat memacu semangat para atlet untuk terus berprestasi dan memberikan kesempatan bagi bibit-bibit muda untuk bersinar.
Meskipun tidak menyebutkan sektor mana saja yang menjadi perhatian khusus, Taufik mengisyaratkan bahwa sektor-sektor yang lama tidak menyumbang gelar juara akan menjadi prioritas evaluasi. Ia menekankan bahwa kesempatan telah diberikan sejak Januari, namun jika target tidak tercapai, maka promosi dan degradasi akan segera diberlakukan.
Keputusan tegas ini diharapkan dapat menjadi momentum kebangkitan bulutangkis Indonesia. Dengan adanya evaluasi yang ketat dan aturan promosi degradasi yang lebih fleksibel, diharapkan para atlet akan termotivasi untuk memberikan yang terbaik dan mengembalikan kejayaan bulutangkis Indonesia di kancah internasional.