Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyatakan sumpah balasan terhadap milisi Houthi di Yaman. Hal ini menyusul keberhasilan militer Israel mencegat sebuah rudal yang ditembakkan dari Yaman menuju wilayahnya.
"Nasib Yaman akan serupa dengan Teheran," tegas Katz, mengacu pada konflik sebelumnya di mana Israel menyerang fasilitas nuklir dan rudal Iran. "Setelah menyerang pusatnya di Teheran, kami juga akan menyerang Houthi di Yaman. Siapapun yang berani menyerang Israel, tangan mereka akan dipotong."
Kelompok Houthi yang didukung Iran mengklaim bertanggung jawab atas serangan rudal tersebut. Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, menyatakan bahwa kelompoknya telah melancarkan empat operasi yang menargetkan bandara dan target "sensitif" Israel lainnya.
Sebelumnya, Israel telah mengancam Houthi dengan blokade laut dan udara jika serangan terhadap Israel terus berlanjut. Houthi, yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman, telah menyerang Israel dan kapal-kapal pengiriman di Laut Merah sejak perang Israel di Gaza dimulai pada Oktober 2023, menyebabkan gangguan pada perdagangan global.
Sebagian besar dari puluhan rudal dan drone yang diluncurkan Houthi telah berhasil dicegat atau gagal mencapai target. Israel sendiri telah melakukan serangkaian serangan balasan terhadap Houthi.
Duta Besar AS untuk Israel, Mike Huckabee, mengungkapkan kekhawatirannya melalui media sosial. Ia menyebutkan bahwa meskipun sistem pertahanan Israel sangat baik, ancaman rudal dari Houthi tetap ada. Ia juga menyarankan perlunya tindakan yang lebih tegas terhadap Houthi.
Sebelumnya, pilot AS yang menerbangkan pesawat pengebom B-2 terlibat dalam serangan terhadap situs-situs nuklir Iran selama konflik antara Iran dan Israel.