TEHERAN – Iran mengecam keras agresi yang dilakukan oleh Israel dan Amerika Serikat terhadap negaranya. Teheran bertekad untuk memperjuangkan hak-haknya dan menuntut ganti rugi melalui jalur internasional.
Menteri Luar Negeri Iran, dalam percakapan dengan mitranya dari Armenia, menyatakan bahwa Iran akan mengupayakan kompensasi di forum internasional. Pembicaraan itu menyoroti hubungan bilateral dan perkembangan regional pasca-serangan AS dan Israel.
Iran mendesak komunitas internasional dan PBB untuk bertindak tegas, meminta pertanggungjawaban AS dan Israel atas pelanggaran kedaulatan nasional, integritas teritorial, dan prinsip-prinsip hukum internasional. Dewan Keamanan PBB didesak untuk mengakui kedua negara tersebut sebagai pihak yang memulai agresi terhadap Iran.
Iran juga berterima kasih kepada Armenia atas dukungannya, terutama dalam membantu menyelesaikan masalah konsuler warga negara Iran selama konflik yang terjadi sebelumnya.
Menanggapi kecaman tersebut, pihak Armenia menegaskan kembali penolakan mereka terhadap agresi AS dan Israel terhadap Iran, menyambut baik berakhirnya permusuhan yang diharapkan dapat membawa stabilitas dan meredakan ketegangan di kawasan.
Sebelumnya, Iran telah meminta PBB dan Dewan Keamanan untuk mengutuk tindakan Israel dan AS yang melanggar kedaulatan dan integritas teritorialnya. Iran menuding Israel melakukan agresi pada 13 Juni yang mengakibatkan kematian sejumlah tokoh penting, ilmuwan nuklir, dan warga sipil.
Iran membalas serangan tersebut dalam waktu kurang dari 24 jam dengan serangan rudal dan drone, serta melancarkan serangkaian operasi balasan.
Keterlibatan AS dalam konflik terjadi pada 22 Juni, ketika serangan udara menargetkan fasilitas nuklir Iran, sebuah tindakan yang dinilai sebagai pelanggaran hukum internasional.
Sebagai balasan, Iran meluncurkan serangan rudal ke Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar, pangkalan militer AS terbesar di Asia Barat, sebagai tindakan mempertahankan diri.