Kementerian Kesehatan RI mengumumkan adanya delapan kasus virus Hanta tipe Haemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS) di Indonesia. Kabar baiknya, seluruh pasien telah pulih setelah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.
Lantas, apa sebenarnya virus Hanta itu? Dan bagaimana gejala infeksi virus Hanta jenis HFRS ini?
Virus Hanta adalah kelompok virus yang berpotensi menyebabkan penyakit serius, bahkan berujung pada kematian. Virus ini bertanggung jawab atas Sindrom Paru Hantavirus (HPS) dan Demam Berdarah dengan Sindrom Ginjal (HFRS).
Penyebaran utama virus ini adalah melalui hewan pengerat, terutama tikus. Lingkungan padat penduduk dan sanitasi yang buruk meningkatkan risiko penularan.
Manusia dapat terinfeksi melalui kontak dengan urine, kotoran, atau air liur hewan yang terinfeksi. Selain itu, gigitan atau cakaran hewan pengerat juga dapat menjadi media penularan.
Mengenali Gejala Infeksi Virus Hanta (HFRS)
HFRS merupakan penyakit serius yang dapat mengancam jiwa karena menyerang ginjal.
Gejala HFRS biasanya muncul 1-2 minggu setelah terpapar virus. Namun, dalam beberapa kasus, gejala baru timbul setelah 8 minggu.
Pada tahap awal infeksi, gejala yang mungkin timbul meliputi:
- Sakit kepala hebat
- Sakit punggung dan perut
- Demam tinggi
- Mual
- Penglihatan kabur
Beberapa pasien juga mungkin mengalami kemerahan pada wajah atau ruam kulit.
Seiring perkembangan penyakit, gejala dapat berkembang menjadi:
- Tekanan darah rendah
- Syok akut (kekurangan aliran darah)
- Pendarahan internal (kebocoran pembuluh darah)
- Gagal ginjal akut
Tingkat keparahan penyakit bervariasi tergantung pada jenis virus Hanta yang menginfeksi. Infeksi virus Hantaan dan Dobrava cenderung menimbulkan gejala yang lebih berat, dengan tingkat fatalitas 5-15%. Sementara itu, infeksi virus Seoul, Saaremaa, dan Puumala umumnya lebih ringan, dengan tingkat kematian kurang dari 1%. Pemulihan total membutuhkan waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan.
Penanganan dan Pencegahan Infeksi Virus Hanta
Saat ini, belum ada pengobatan khusus untuk infeksi virus Hanta. Penanganan berfokus pada perawatan suportif, seperti istirahat yang cukup, hidrasi, dan pengobatan gejala yang muncul. Pada kasus HFRS, pasien mungkin memerlukan dialisis untuk membantu membuang racun dari darah dan menjaga keseimbangan cairan saat fungsi ginjal terganggu.
Pencegahan infeksi virus Hanta meliputi pengendalian populasi tikus, menjaga kebersihan lingkungan, dan menghindari kontak dengan hewan pengerat.