Setelah hubungannya dengan Donald Trump merenggang, Elon Musk, tokoh terkaya di dunia, mengisyaratkan niatnya untuk membentuk partai politik baru. Langkah ini didorong oleh ketidakpuasannya terhadap kebijakan pemerintah, terutama terkait rancangan undang-undang (RUU) pajak dan belanja yang dianggapnya tidak efisien.
Musk bahkan mengancam akan mendukung kandidat yang menantang anggota parlemen dari Partai Republik yang menyetujui RUU tersebut dalam pemilihan mendatang. Melalui platform X, ia menyatakan bahwa jika RUU tersebut disahkan, "Partai Amerika" akan segera dibentuk sebagai alternatif dari sistem dua partai yang didominasi oleh Demokrat dan Republik.
Namun, mendirikan partai politik yang kompetitif di AS bukanlah perkara mudah. Meskipun ada banyak partai kecil, hanya sedikit yang mampu menandingi dominasi Demokrat dan Republik. Partai Libertarian, yang memperjuangkan pasar bebas dan kebebasan pribadi, mencatat hasil terbaiknya pada pemilihan presiden 2016 dengan meraih 3,27% suara. Angka ini masih jauh dari cukup untuk memenangkan jabatan publik yang signifikan.
Sistem "Pemenang Mengambil Semuanya" dan Hambatan Lainnya
Sistem politik AS menerapkan prinsip "pemenang mengambil semuanya" melalui sistem pemungutan suara "first past the post". Kandidat dengan suara terbanyak otomatis menang, yang sering kali menguntungkan Demokrat atau Republik.
Selain itu, partai ketiga seringkali kesulitan memanfaatkan keresahan publik dan membangun gerakan akar rumput yang kuat. Banyak partai baru cenderung tidak fokus pada dorongan kuat untuk perubahan.
Dana Kampanye yang Besar
Pemilihan di AS membutuhkan dana kampanye yang sangat besar. Pada siklus pemilihan 2023-2024, hampir $16 miliar dihabiskan untuk pemilihan presiden dan kongres. Musk sendiri merupakan donor terbesar dengan memberikan lebih dari $291 juta kepada Partai Republik.
Dana kampanye yang besar membantu memperkenalkan kandidat kepada publik dan mendapatkan dukungan. Namun, dana saja tidak menjamin kemenangan.
Efek "Spoiler" dan Nasib Partai Ketiga
Alih-alih memenangkan kursi dan membangun kesuksesan jangka panjang, partai ketiga seringkali hanya berperan sebagai "penyengat". Mereka muncul dengan cepat dan menarik suara dari partai besar, menciptakan "efek spoiler" yang dapat mengubah hasil pemilihan.
Partai ketiga yang paling sukses di AS biasanya hanya bertahan sekitar satu dekade. Ketika mereka menjadi ancaman, partai-partai besar mulai mengadopsi retorika dan ideologi mereka.
Apakah Ada Ruang untuk Partai Baru?
Meskipun banyak warga Amerika tidak puas dengan pilihan politik yang ada, tidak ada jaminan bahwa partai baru akan berhasil. Studi menunjukkan bahwa pemilih yang tidak puas dengan partai mereka sendiri cenderung tidak memilih alternatif ketiga yang berhaluan tengah.
Untuk meraih sukses, partai baru perlu memanfaatkan kemarahan dan kekecewaan publik terhadap kondisi yang ada. Gerakan seperti "Lawan Oligarki" atau "Make America Great Again" dapat menjadi inspirasi dalam membangun basis dukungan yang kuat.