Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan lebih dari 1% pada perdagangan hari ini, Rabu (2 Juli 2025). Hingga pukul 14.30 WIB, indeks terkoreksi 1,03% ke level 6.844,32.
Dalam transaksi hari ini, tercatat 180 saham mengalami kenaikan, sementara 394 saham mengalami penurunan, dan 207 saham stagnan. Total nilai transaksi mencapai Rp 7,53 triliun dengan volume perdagangan 18,40 miliar saham dalam 835.292 kali transaksi.
Kinerja IHSG tertekan oleh koreksi yang terjadi pada saham-saham perbankan dan blue chip. Hampir seluruh sektor perdagangan mengalami pelemahan, dengan sektor utilitas, bahan baku, dan properti mencatat penurunan terdalam.
Saham Amman Mineral Internasional (AMMN) menjadi pemberat utama IHSG dengan penurunan lebih dari 7 indeks poin. Selain itu, saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Telkom Indonesia (TLKM), Barito Pacific (BRPT), dan Bank Central Asia (BBCA) juga turut menekan pergerakan IHSG.
Di sisi lain, beberapa saham seperti DSSA, TOWR, dan ASII berhasil menahan penurunan IHSG lebih dalam.
Kondisi Bursa Asia dan AS
Pergerakan bursa Asia hari ini bervariasi. Indeks acuan Jepang, Nikkei 225, turun 0,56%, sementara bursa Hong Kong menguat 0,64%.
Di Amerika Serikat, indeks S&P 500 turun tipis 0,11% dan ditutup pada 6.198,01, sedangkan Nasdaq Composite turun 0,82% ke level 20.202,89. Namun, saham blue-chip Dow Jones Industrial Average naik 400,17 poin, atau 0,91%, menjadi 44.494,94.
Sentimen Pasar ke Depan
Pergerakan pasar keuangan Indonesia hari ini dipengaruhi oleh berbagai sentimen dari dalam dan luar negeri. Dari dalam negeri, data inflasi, neraca perdagangan, dan realisasi APBN akan menjadi faktor penentu.
Selain itu, kehadiran Initial Public Offering (IPO) berskala besar juga diharapkan dapat menjadi sentimen positif bagi pasar. Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menyambut kedatangan delapan emiten baru yang akan melakukan IPO pada tanggal 8, 9, dan 10 Juli.
Analis melihat IPO ini sebagai peluang untuk menarik minat investor, asalkan saham yang ditawarkan memiliki fundamental yang kuat dan prospek yang menjanjikan.
Delapan emiten tersebut diperkirakan memiliki total kapitalisasi pasar awal sekitar Rp29,62 triliun. Jika saham-saham tersebut mengalami lonjakan harga ekstrem hingga menyentuh Auto Rejection Atas (ARA) selama tiga hari berturut-turut, nilai kapitalisasi pasar mereka bisa melonjak lebih dari Rp41 triliun, meningkatkan kontribusinya terhadap IHSG.