Menteri Pertanian Ungkap Peredaran Beras Oplosan di Minimarket dan Supermarket Terkenal

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengungkapkan temuan beras oplosan yang beredar luas, bahkan sampai ke minimarket dan supermarket ternama. Temuan ini didasarkan pada pengambilan sampel beras di berbagai minimarket.

"Ya, beras oplosan itu ada di mana-mana, termasuk supermarket. Kita ambil sampel dari berbagai tingkatan," ujar Amran di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, pada Rabu, 2 Juli 2025.

Setelah kasus ini terungkap, pihak minimarket bergerak cepat menarik peredaran beras oplosan tersebut. Amran berharap tindakan ini akan membawa dampak positif bagi konsumen.

"Ada pergerakan penarikan beras oplosan, dan semoga ini baik untuk masyarakat," imbuhnya.

Penarikan beras oplosan tidak akan menghalangi proses investigasi oleh kepolisian. Pihaknya telah mengumpulkan bukti-bukti yang kuat dan menyerahkannya kepada Kapolri dan Kejaksaan Agung.

"Bukti-bukti sudah kami kumpulkan dan kirim langsung ke Kapolri dan Kejaksaan," jelasnya.

Pengusutan kasus ini akan fokus pada produsen besar, sementara pedagang kecil akan dilindungi.

"Perusahaan besar yang melakukan pengoplosan harus ditindak tegas. Pedagang kecil yang hanya menjual, seringkali tidak tahu apakah beras tersebut sesuai standar atau tidak. Kita harus melindungi mereka," tegas Amran.

Sebelumnya, Menteri Pertanian juga mengungkapkan bahwa praktik pengoplosan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) telah berlangsung selama bertahun-tahun, merugikan negara hingga Rp 10 triliun dalam kurun waktu 5 tahun.

Dari hasil pengecekan di lapangan, ditemukan bahwa dari total SPHP yang didapatkan di outlet, hanya 20% yang dipajang, sementara 80% dioplos untuk dijual dengan harga premium.

"Di tempat penyaluran SPHP, hanya 20% yang dipajang, 80% dibongkar dan dijual dengan harga premium, naik Rp 2.000-3.000," kata Amran saat Raker dengan Komisi IV DPR RI, Jakarta Pusat, pada Rabu, 1 Juli 2025.

Scroll to Top