GUNUNGKIDUL – Kabar baik datang dari Gunungkidul, tren penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) menunjukkan penurunan signifikan sepanjang semester pertama tahun 2025. Data menunjukkan adanya penurunan jumlah kasus dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Hingga akhir Juni 2025, tercatat 330 kasus DBD di Gunungkidul. Periode Januari hingga Maret menyumbang 280 kasus, sementara April hingga Juni hanya 50 kasus. Dinas Kesehatan Gunungkidul (Dinkes) mencatat bahwa hingga saat ini tidak ada kasus kematian akibat DBD.
Meskipun terjadi penurunan, Dinkes Gunungkidul mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. Fenomena kemarau basah saat ini berpotensi meningkatkan perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti, pembawa virus DBD. Curah hujan yang masih tinggi menjadi faktor risiko yang perlu diantisipasi.
Dinkes terus melakukan sosialisasi pencegahan DBD melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Kader kesehatan di tingkat desa dilibatkan aktif dalam upaya ini. Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), olahraga teratur, dan konsumsi makanan bergizi menjadi kunci menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh.
Selain itu, gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) terus digalakkan. Pemantauan lokasi-lokasi potensial menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk, disertai dengan pemberantasan jentik nyamuk, diharapkan dapat mencapai angka bebas jentik minimal 95%.
Masyarakat diharapkan berperan aktif dalam PSN dengan melakukan 3M Plus, yaitu menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi secara rutin, dan mengubur barang-barang bekas yang berpotensi menampung air. Aksi nyata dari masyarakat sangat penting untuk menekan laju penyebaran DBD.
Upaya pencegahan DBD tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh warga Gunungkidul. Dengan kerjasama yang baik, diharapkan kasus DBD dapat terus ditekan dan kesehatan masyarakat dapat terlindungi.