Indonesia terus berupaya memperkuat skuad Garuda untuk menghadapi ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Setelah keberhasilan melaju ke babak ini, PSSI bergerak cepat dengan membuka opsi naturalisasi pemain diaspora.
Berkaca pada dampak positif pemain naturalisasi sebelumnya, seperti Justin Hubner, Ivar Jenner, dan Rafael Struick, PSSI kini mengincar tujuh pemain potensial yang diharapkan mampu meningkatkan daya saing timnas.
Ronde 4 sendiri diprediksi akan menjadi tantangan berat. Legenda sepak bola Irak, Ali Wahab, menekankan bahwa hanya tim dengan kekuatan teknis dan mental yang mumpuni yang mampu bersaing. Ia juga mengingatkan keuntungan yang dimiliki negara tuan rumah.
Oleh karena itu, PSSI melalui Exco Arya Sinulingga, menegaskan bahwa evaluasi menyeluruh akan dilakukan, termasuk opsi naturalisasi. Berikut adalah tujuh pemain diaspora yang masuk dalam radar PSSI:
- Dean Zandbergen (VVV-Venlo): Striker berusia 23 tahun dengan tinggi 188 cm. Musim lalu mencetak 5 gol dan 4 assist. Zandbergen telah menyatakan kesediaannya membela Indonesia.
- Mauro Zijlstra (FC Volendam): Pemain muda produktif yang dikabarkan telah memulai proses naturalisasi.
- Miliano Jonathans: Pemain depan bertalenta yang masih berharap dipanggil Timnas Belanda, namun tidak menutup kemungkinan membela Indonesia.
- Million Manhoef (Stoke City): Pemain sayap yang bermain di EFL Championship. Statusnya yang eligible membuatnya layak dipantau.
- Laurin Ulrich (VfB Stuttgart II): Gelandang elegan berusia 20 tahun yang menjadi pilar utama di tim muda Stuttgart. Ulrich sudah menyatakan kesiapannya menunggu panggilan PSSI.
- Pascal Struijk (Leeds United): Bek tengah yang bermain di Liga Inggris. Meskipun berdarah Surabaya, Struijk belum memberikan respons konkret terkait naturalisasi.
- Tristan Gooijer (Ajax Amsterdam): Bek serbabisa yang bisa bermain sebagai bek tengah maupun fullback. Gooijer membuka diri untuk bermain bagi Indonesia jika ada peluang.
Dengan persaingan ketat di ronde 4, naturalisasi menjadi salah satu opsi krusial bagi Indonesia. Hanya juara grup yang lolos otomatis ke Piala Dunia, sementara runner-up harus melalui ronde kelima yang lebih berat.
Indonesia harus berbenah diri untuk bisa bersaing dengan tim-tim elite Asia. Kunci utama adalah memadukan daya juang dan kualitas pemain, demi mewujudkan impian tampil di pentas dunia.