Fenomena unik terjadi di alam semesta! Untuk pertama kalinya, astronom berhasil mengamati bukti visual dari bintang yang mengalami "kematian" ganda, atau dikenal dengan ledakan ganda (double-detonation). Peristiwa langka ini menantang pemahaman kita tentang bagaimana supernova terjadi.
Selama ini, diyakini bahwa bintang harus mencapai batas massa minimum (Batas Chandrasekhar) untuk bisa meledak menjadi supernova. Batas ini sekitar 1,4 kali massa Matahari. Namun, penemuan ini membuka kemungkinan bahwa beberapa bintang bisa meledak tanpa harus memenuhi syarat tersebut.
Para ilmuwan menggunakan teleskop Very Large Telescope (VLT) dengan instrumen Multi Unit Spectroscopic Explorer (MUSE) untuk meneliti sisa-sisa supernova kuno bernama SNR 0509-67.5. Lokasinya berada sekitar 60.000 tahun cahaya di konstelasi Dorado. Hasil observasi mengungkap struktur unik yang menunjukkan bahwa bintang induknya mengalami dua kali ledakan, bukan hanya satu.
Bintang yang dimaksud adalah katai putih (white dwarf), yaitu jenis bintang mati yang terbentuk dari bintang bermassa sedang seperti Matahari yang kehabisan bahan bakar nuklir.
Supernova Tipe Ia, seperti yang dialami katai putih ini, sangat krusial dalam astronomi. Alasannya, cahaya yang dipancarkannya seragam, sehingga sering digunakan sebagai "lilin standar" untuk mengukur jarak kosmis.
Penemuan ini merupakan langkah maju dalam memecahkan misteri tentang mekanisme ledakan supernova Tipe Ia. Ledakan katai putih berperan penting dalam astronomi, namun bagaimana ledakan ini terjadi masih menjadi teka-teki.
Ledakan Kedua: Akhir yang Tak Diduga
Teori yang diterima secara luas adalah supernova Tipe Ia terjadi dalam sistem biner (dua bintang yang saling mengorbit). Jika salah satu bintang menjadi katai putih dan cukup dekat dengan pasangannya, ia bisa menarik materi dari bintang donor.
Materi yang ditarik ini menumpuk, meningkatkan massa katai putih hingga melewati batas Chandrasekhar, yang memicu ledakan supernova. Namun, teori ledakan ganda menawarkan skenario berbeda.
Dalam skenario ini, katai putih menyelimuti dirinya dengan lapisan helium dari bintang donor. Lapisan helium ini menjadi tidak stabil dan meledak lebih dulu (ledakan pertama). Ledakan awal ini menciptakan gelombang kejut yang menjalar ke inti katai putih dan memicu ledakan kedua, yakni supernova sebenarnya.
Artinya, supernova bisa terjadi tanpa harus mencapai massa kritis. Ledakan ganda ini meninggalkan "sidik jari" unik yang dapat terdeteksi dalam sisa-sisa supernova, bahkan ratusan tahun setelah peristiwa itu terjadi.
Sidik jari tersebut akhirnya berhasil diamati secara langsung dalam sisa supernova SNR 0509-67.5, yang pertama kali ditemukan pada tahun 2004 dan diperkirakan berusia sekitar 400 tahun dari sudut pandang kita.
Dampak Penemuan dan Keindahan Kosmos
Penemuan ini tidak hanya memberikan wawasan baru tentang evolusi bintang mati, tetapi juga memperkaya pemahaman ilmiah tentang mekanisme supernova Tipe Ia. Lebih dari itu, sisa ledakan ini menawarkan pemandangan visual kosmos yang menakjubkan.
Bukti nyata dari ledakan ganda ini tidak hanya memecahkan teka-teki lama, tetapi juga menyuguhkan keindahan alam semesta yang luar biasa.