P Diddy Lolos dari Tuduhan Perdagangan Seks, Divonis Bersalah Terkait Prostitusi

Sidang kasus federal Sean "Diddy" Combs terkait perdagangan seks mencapai titik akhir di Manhattan pada Rabu (2/7/2025).

P Diddy terhindar dari jeratan hukum paling berat, yakni pemerasan (RICO) dan perdagangan seks, yang bisa mengantarkannya pada hukuman penjara seumur hidup. Namun, ia dinyatakan bersalah atas keterlibatannya dalam prostitusi.

Permohonan jaminannya ditolak, dan ia harus mendekam di balik jeruji besi hingga vonis dijatuhkan. Hakim Arun Subramanian berpendapat bahwa pengacara Combs gagal membuktikan bahwa Diddy tidak membahayakan siapa pun.

Setelah delapan minggu persidangan dengan 34 saksi, juri di New York memutuskan P Diddy tidak bersalah atas tuduhan yang dapat berujung pada hukuman seumur hidup. Meskipun demikian, mereka sepakat menjatuhkan vonis atas empat dari lima dakwaan, namun tidak mencapai mufakat terkait dakwaan utama, yaitu konspirasi pemerasan dan perdagangan seks.

Diddy, yang telah ditahan di penjara Brooklyn sejak September tahun lalu, akan tetap berada di sana hingga sidang vonis pada 3 Oktober mendatang. Untuk dua dakwaan prostitusi, ia menghadapi hukuman maksimum 10 tahun penjara untuk setiap dakwaan. Namun, menurut pengacara pembela pidana, Jennifer Beidel, hal ini tidak serta merta berarti ia akan dipenjara selama 20 tahun. Jika Diddy tidak memiliki riwayat kriminal yang relevan, ia bahkan bisa dibebaskan lebih cepat, dengan pengurangan masa tahanan yang sudah dijalani.

Tim pembela Diddy, termasuk Nicole Westmoreland, memuji sang rapper karena memperjuangkan kebebasannya. Mereka menyebut pembebasan dari tuduhan perdagangan seks dan pemerasan sebagai "kemenangan besar". Pengacara lain, Brian Steel, menyatakan bahwa rapper itu "didakwa secara salah" setelah juri membebaskannya dari tuduhan perdagangan seks dan pemerasan.

Diddy dituduh menyalahgunakan ketenaran dan kekayaannya untuk menjalankan bisnis kriminal selama satu dekade, mengendalikan dan memanipulasi mantan pacarnya, Cassie Ventura, dan orang lain dengan kekerasan dan ancaman. Ia dituduh memaksa mereka untuk mewujudkan fantasi seks yang dipicu narkoba yang berlangsung selama berhari-hari.

Scroll to Top