Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, tengah fokus untuk meningkatkan produksi minyak nasional atau lifting minyak. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan swasembada energi.
Target lifting minyak dalam APBN 2025 ditetapkan sebesar 605.000 barel per hari. Namun, hingga bulan Mei, realisasinya baru mencapai 567.000 barel per hari.
Bahlil mengungkapkan kegigihannya dalam mencapai target tersebut. Bahkan, ia mengaku terus memikirkan strategi peningkatan lifting minyak hingga sebelum tidur.
"Sekarang sebelum mau tidur itu mikir sama bagaimana lifting naik," ujarnya dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (2 Juli 2025).
Bahlil menjelaskan bahwa mewujudkan swasembada energi bukanlah perkara mudah, berbeda dengan swasembada pangan yang dianggapnya lebih sederhana. Swasembada pangan, menurutnya, bisa dicapai dalam waktu tiga bulan jika tersedia modal, lahan, dan pupuk. Sedangkan untuk swasembada energi, dibutuhkan modal besar, teknologi canggih, wilayah kerja yang luas, dan waktu sekitar tiga tahun. Itupun belum tentu berhasil.
"Makanya kita di Kementerian ESDM itu di samping kerja keras, kerja keras, kerja cerdas, tapi juga harus kerja dengan doa," imbuhnya.
Meskipun tantangan yang dihadapi tidak ringan, Bahlil tetap optimistis target lifting minyak sebesar 605.000 barel per hari dapat tercapai pada akhir tahun 2025.
"Alhamdulillah, insyaallah bisa kita menyukseskan target pemerintah untuk lifting minyak kita sampai dengan 605 ribu barel per hari di akhir Desember 2025," pungkasnya.