MER-C Indonesia menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya Direktur Rumah Sakit Indonesia (RS Indonesia) di Gaza, dr. Marwan Al Sultan, yang tewas bersama istri dan anak-anaknya dalam serangan udara Israel pada hari Rabu (2/7).
Dalam pernyataan resminya, MER-C Indonesia mengecam keras tindakan Israel, menyebutnya sebagai pelanggaran berat terhadap prinsip kemanusiaan dan ketidakadilan yang tak terampuni. Mereka menegaskan bahwa ini adalah hari berkabung bagi seluruh umat manusia dan menolak untuk berdiam diri.
Dr. Al Sultan, seorang ahli jantung intervensional, telah memimpin RS Indonesia sejak dimulainya agresi di Gaza pada tahun 2023. MER-C menekankan bahwa ia tanpa lelah menyediakan layanan medis penting bagi warga Palestina, meskipun menghadapi ancaman serangan udara Israel dan keterbatasan sumber daya yang parah.
Dikenal sebagai sosok yang terbuka dan kooperatif, dr. Al Sultan menjalin kerjasama erat dengan berbagai tim kemanusiaan internasional. Di bawah kepemimpinannya, RS Indonesia menjadi pusat layanan kesehatan vital, bukan target militer seperti yang dituduhkan Israel.
MER-C mengenang bagaimana mereka bersama dr. Al Sultan menghidupkan kembali layanan darurat dan memulihkan operasi penuh RS Indonesia selama Januari-Maret 2025. Mereka menggambarkan dr. Al Sultan sebagai sosok yang jujur, spontan, dan memiliki kepemimpinan yang tegas, yang mewarnai rapat manajemen rumah sakit sehari-hari.
Kematian dr. Al Sultan dan keluarganya terjadi dalam serangan Israel yang menyasar Kota Gaza pada hari Rabu (2/7). Sumber Al Jazeera melaporkan bahwa serangan tersebut menargetkan bangunan perumahan di Barat Daya Kota Gaza.
Dr. Al Sultan merupakan sumber informasi penting dari Gaza, yang melaporkan kondisi warga Palestina kepada publik. Ia juga berulang kali meminta masyarakat internasional untuk memastikan keselamatan tim medis, termasuk saat Israel mengepung dan menyerang RS Indonesia.
Sejak Oktober 2023, Israel telah melancarkan agresi ke Palestina, menggempur fasilitas sipil seperti rumah sakit, kamp pengungsian, dan tempat ibadah. RS Indonesia sendiri telah berulang kali dikepung dan diserang. Israel sering menuduh adanya markas Hamas di fasilitas medis tersebut sebagai alasan untuk menghancurkannya, tuduhan yang tidak pernah terbukti.
Akibat agresi Israel, puluhan ribu warga Palestina telah meninggal, ratusan ribu rumah hancur, dan banyak fasilitas sipil rusak parah.