Lumajang, Jawa Timur mencatat peningkatan kasus leptospirosis sejak awal tahun 2025. Dinas Kesehatan setempat melaporkan 22 kasus, dengan 13 di antaranya suspek dan 9 probabel.
Penyakit leptospirosis, yang disebabkan oleh bakteri leptospira, menjadi perhatian tahunan terutama saat peralihan musim. Meskipun seluruh pasien telah sembuh setelah perawatan intensif, peningkatan kasus ini memerlukan kewaspadaan. Tahun sebelumnya, 2024, Lumajang mencatat 24 kasus.
Kondisi lingkungan yang lembap dan genangan air saat musim hujan menjadi tempat ideal bagi bakteri leptospira berkembang biak. Bakteri ini umumnya berasal dari urine atau kotoran tikus. Penularan terjadi melalui kontak dengan air yang terkontaminasi, terutama saat beraktivitas tanpa pelindung.
Untuk mencegah infeksi, masyarakat diimbau menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti sepatu bot dan sarung tangan karet saat beraktivitas di area berisiko. Menjaga kebersihan lingkungan rumah juga krusial untuk mencegah perkembangbiakan tikus.
Dinas Kesehatan menekankan pentingnya deteksi dini. Jika mengalami gejala seperti demam tinggi, nyeri otot, mual, atau mata memerah, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat. Jangan meremehkan penyakit yang berasal dari hewan ini. Penanganan cepat sangat penting untuk kesembuhan.