Lima tahun setelah kepergian Glenn Fredly, kerinduan mendalam masih menghantui Mutia Ayu. Kenangan manis bersama mendiang suami terus membekas di hatinya, terutama saat bersama putri semata wayang mereka, Gewa.
Mutia tak sungkan mengakui bahwa air mata sering menetes saat mengingat Glenn. Bahkan, ia tak menyembunyikan kesedihannya di depan Gewa. Baginya, kejujuran emosional sangat penting agar Gewa memahami hubungan mereka dan mengenal sosok ayahnya.
"Sering sekali saya menangis, bahkan di depan Gewa. Tapi, sejak awal saya tidak pernah menyembunyikan perasaan saya, terutama tentang ayahnya," ungkap Mutia.
Mutia sering berbagi cerita tentang pekerjaan, teman, dan perasaannya terhadap Glenn kepada Gewa. Ia ingin Gewa tumbuh dengan pemahaman yang utuh tentang ayahnya, tanpa ada yang ditutupi.
Sebagai orang tua tunggal, Mutia menyadari pentingnya membangun kedekatan emosional yang kuat dengan Gewa. Ia berharap, keterbukaan ini akan membuat hubungan mereka tetap dekat tanpa ada jarak di kemudian hari. Mutia ingin Gewa merasa seperti teman, karena hanya dialah satu-satunya orang tua yang dimiliki Gewa.
Dalam mengasuh Gewa, Mutia menerapkan gaya parenting yang fleksibel dan terbuka. Ia menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan emosi anaknya. Kadang tegas, kadang lembut, namun tetap menikmati perannya sebagai orang tua.
Mutia juga mengungkapkan bahwa sejak awal ia memang mendambakan anak perempuan. Bahkan sebelum mengetahui jenis kelamin Gewa, ia sudah menyampaikan harapannya kepada Glenn. Ia merasa anak perempuan lebih lembut, mudah diatur, dan lebih perasa.