Tragedi KMP Tunu Pratama Jaya: Jumlah Korban Meninggal Bertambah, Keluarga Histeris Menanti Kabar

Tragedi tenggelamnya Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali terus memilukan. Hingga kini, jumlah korban meninggal dunia terus bertambah, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga yang menanti kabar di posko pengaduan Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.

Direktur RSU Negara Jembrana mengonfirmasi penambahan satu jenazah anak-anak, bernama Afnan Agil Mustafa (3 tahun) asal Banyuwangi, Jawa Timur. Afnan menjadi korban bersama ibunya, Fitri April Lestari. Ironisnya, nama Fitri dan Afnan tidak tercantum dalam daftar manifes awal kapal. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan keluarga lain yang mencari anggota keluarga mereka, namun namanya tidak terdata dalam manifes.

Data Terbaru Korban

Hingga pukul 17.00 WIB, Posko Operasi SAR Gabungan di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi mencatat 30 orang selamat dan enam orang meninggal dunia. Data manifes awal menyebutkan 53 penumpang dan 12 kru kapal berada di KMP Tunu Pratama Jaya. Namun, otoritas SAR menyatakan kapal mengangkut total 65 orang.

Kondisi di Lokasi Kejadian

Kepala Basarnas, Mohammad Syafii, menjelaskan bahwa tim SAR terus melakukan pencarian sejak kapal dilaporkan tenggelam. Kondisi di lapangan tergolong sulit dengan gelombang laut antara 2-2,5 meter, angin kencang, dan arus laut yang kuat.

Selain penumpang, KMP Tunu Pratama Jaya juga mengangkut 22 kendaraan, termasuk 7 truk tronton. Kapal KN SAR 249 dikerahkan menuju Selat Bali untuk membantu proses pencarian.

Kesaksian Korban Selamat

Korban selamat menceritakan pengalaman mencekam saat kapal terbalik dengan cepat. Beberapa berhasil melompat keluar sesaat sebelum kapal karam. Banyak yang terselamatkan berkat jaket pelampung yang tercecer keluar dari kapal.

"Sekitar tiga menit setelah oleng kapal sudah terbalik. Saya masih sempat meloncat," ungkap Bejo Santoso, salah seorang penumpang selamat.

Penumpang lain, Imron, mengatakan kapal miring tiga kali sebelum akhirnya air laut masuk ke ruang penumpang.

Keluarga Korban Mencari Kepastian

Keluarga penumpang KMP Tunu Pratama Jaya berdatangan ke Pelabuhan Ketapang untuk mencari kepastian tentang nasib kerabat mereka. Sebagian keluarga histeris saat melihat daftar nama korban meninggal.

Helen, warga Bali, mencari kabar ibu dan keluarganya yang hendak berlibur. Sayangnya, nama-nama mereka tidak tercantum dalam manifes kapal.

Sorotan Terhadap Prosedur Keselamatan

Pengamat transportasi dari ITB menyoroti prosedur keselamatan darurat KMP Tunu Pratama Jaya. Dugaan muncul terkait tidak adanya pengarahan awal kepada penumpang tentang risiko pelayaran dan akses pada perlengkapan keselamatan.

Temuan KNKT Pada Kecelakaan Kapal

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dalam berbagai investigasinya menemukan faktor teknis dan lemahnya pengawasan menjadi penyebab kecelakaan kapal. Hal ini mencakup kurang efektifnya penanganan kondisi darurat, proses penerbitan surat izin berlayar yang kurang sesuai ketentuan, hingga kurangnya pelatihan terhadap penanganan kondisi darurat.

Kronologi Kejadian

KMP Tunu Pratama Jaya berangkat dari Pelabuhan Ketapang pada pukul 22.56 WIB, Rabu. Pada pukul 23.20 WIB, kapal mengirimkan panggilan darurat dan lima menit kemudian petugas melihat kapal tenggelam.

Kecelakaan Kapal di Selat Bali Sebelumnya

Sebelum tragedi ini, KMP Tunu Pratama Jaya pernah kandas di dekat Pelabuhan Gilimanuk pada Agustus 2022. Pada Juni 2021, KMP Yunicee juga tenggelam di Selat Bali, menewaskan 11 orang dan menyebabkan 13 orang hilang. Kelebihan muatan diduga menjadi salah satu faktor pemicu tenggelamnya KMP Yunicee.

Scroll to Top