Serangan udara terhadap fasilitas nuklir Iran memunculkan teka-teki besar: kemana perginya lebih dari 400 kilogram Uranium 235 yang diperkaya hingga 60 persen? Jumlah uranium ini cukup bagi Iran untuk membuat bom nuklir tanpa perlu proses pengayaan lebih lanjut.
Persediaan uranium Iran yang signifikan ini, sebelumnya dilaporkan oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA), kini tidak terlacak pasca-serangan udara. Muncul dugaan bahwa seluruh persediaan telah dipindahkan ke lokasi yang aman sebelum serangan terjadi. Inilah yang menjadi misteri besar bagi Israel dan Amerika Serikat.
Tanpa mengetahui lokasi pasti, opsi militer untuk menghancurkan atau menyita uranium tersebut menjadi tidak mungkin. Saat ini, uranium tersebut bisa berada di mana saja di Iran, bahkan tersebar di beberapa lokasi.
Solusi diplomatik dianggap sebagai cara terbaik untuk memastikan uranium tersebut tidak disalahgunakan untuk pembuatan senjata. Perjanjian diplomatik idealnya mencakup jaminan bahwa Israel dan AS tidak akan melancarkan serangan lebih lanjut, sementara Iran bersedia memberikan informasi dan akses penuh kepada IAEA untuk melacak persediaan uranium dan membangun kembali sistem verifikasi yang berkelanjutan.
Uranium yang diperkaya hingga 60 persen dapat digunakan dalam senjata nuklir. IAEA mengklasifikasikan uranium yang diperkaya hingga 20 persen atau lebih sebagai material "penggunaan langsung", yang berarti dapat digunakan untuk membuat alat peledak nuklir tanpa proses tambahan.
Jumlah signifikan HEU yang didefinisikan IAEA adalah 25 kilogram Uranium 235. Dengan 20 hingga 25 kilogram HEU yang diperkaya 90 persen, sebuah senjata implosi generasi pertama mirip dengan "Fat Man" (bom Nagasaki) dapat dibuat, meskipun dengan ukuran yang lebih besar.
Kemunduran Program Nuklir Iran
Pentagon meyakini pengeboman tiga lokasi nuklir Iran telah memundurkan program nuklir negara tersebut selama satu hingga dua tahun. Intelijen AS mengindikasikan fasilitas-fasilitas tersebut telah hancur total. Serangan udara tersebut menargetkan Fordow, Natanz, dan Isfahan.