Lombok Barat tengah berupaya keras menekan angka Tuberkulosis (TBC). Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat mencatat, hingga Mei 2025, telah ditemukan 658 kasus TBC. Meski demikian, angka ini masih jauh dari target tahunan yang ditetapkan, yaitu 3.114 kasus.
Untuk mencapai target tersebut, Dinkes Lombok Barat menggencarkan pemeriksaan massal. Sebanyak 16.700 warga ditargetkan menjalani skrining TBC sepanjang tahun 2025. Hingga Mei, 6.680 orang telah diskrining, dengan tingkat penemuan kasus positif mencapai 21,3 persen.
Pejabat Dinkes Lombok Barat menjelaskan, target temuan kasus TBC ini merupakan arahan dari pemerintah pusat yang diteruskan ke daerah. Hal ini dilakukan sebagai upaya nasional untuk mengendalikan penyebaran penyakit menular ini.
Pentingnya menemukan dan mengobati penderita TBC ditegaskan oleh pimpinan Dinkes Lombok Barat. Ia mengibaratkan kasus TBC sebagai fenomena gunung es, di mana jumlah kasus yang terdeteksi hanya sebagian kecil dari yang sebenarnya ada di masyarakat. Upaya menemukan kasus sebanyak mungkin dan memberikan pengobatan yang tepat menjadi kunci untuk memutus rantai penularan.
Selain fokus pada pengobatan, Dinkes Lombok Barat juga menyoroti faktor lingkungan yang berkontribusi terhadap penyebaran TBC, salah satunya adalah kondisi rumah yang tidak layak huni. Untuk mengatasi masalah ini, Dinkes berkolaborasi dengan dinas terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUTR) dan Perkim untuk memprioritaskan penderita TBC sebagai penerima bantuan pembangunan rumah layak huni. Dengan lingkungan yang lebih sehat, diharapkan risiko penularan TBC dapat ditekan.