Tragedi Gaza: Warga Sipil Pemburu Bantuan Jadi Target Kekerasan

Kekejaman tentara Israel di Gaza terus memakan korban. Warga sipil yang putus asa mencari bantuan kemanusiaan pun tak luput dari sasaran keganasan pasukan zionis.

Mahmoud Qassem, seorang ayah di Gaza, kehilangan putranya, Khader (19), saat remaja itu berusaha mencapai pusat distribusi makanan yang dikelola oleh lembaga kemanusiaan yang didukung AS, Gaza Humanitarian Foundation (GHF).

"Terakhir kali kami mendengar kabar dari Khader pukul 11 malam. Dia bilang dia aman dan menuju pusat distribusi Netzarim. Pukul satu pagi, ponselnya mati. Jumat siang, kami baru tahu dia telah meninggal," ungkap Qassem dengan pilu.

Khader tewas akibat luka tembak. Jasadnya ditemukan setelah Qassem berkoordinasi dengan militer Israel. "Anak 19 tahun yang belum sempat menikmati hidupnya, meninggal demi sekotak bantuan. Saya tak ingin dia pergi, tapi dia merasa bertanggung jawab menafkahi keluarga," lanjut Qassem.

Kondisi di Gaza sangat memprihatinkan. Warga rela mempertaruhkan nyawa demi bertahan hidup. "Tak ada yang peduli, baik Hamas, Israel, negara-negara Arab, tak seorang pun," keluhnya.

Krisis Pangan dan Bantuan yang Terbatas

Kekerasan dan kematian di sekitar lokasi distribusi bantuan mencerminkan realitas pahit yang dihadapi 2,3 juta penduduk Gaza. Mereka hampir sepenuhnya bergantung pada pasokan yang masuk melalui perlintasan dengan Israel.

Sejak Oktober 2023, hampir seluruh penduduk Gaza mengungsi. Puluhan ribu orang, termasuk banyak perempuan dan anak-anak, tewas dalam serangan Israel. Sebagian besar populasi mengalami kerawanan pangan akut.

Kelangkaan makanan dan kebutuhan dasar terus terjadi, meskipun PBB telah mengirimkan bantuan dan tiga pusat distribusi baru dibuka oleh GHF akibat blokade Israel.

Israel mengklaim blokade dilakukan karena Hamas mencuri bantuan. Namun, klaim ini dibantah oleh PBB dan lembaga kemanusiaan internasional yang memiliki jaringan distribusi bantuan yang mapan di Gaza.

Truk-truk bantuan kerap dijarah oleh kelompok bersenjata dan warga sipil yang putus asa. Sementara itu, militer Israel terus meningkatkan serangan udara dan mengeluarkan perintah evakuasi massal.

Ratusan Nyawa Melayang di Lokasi Distribusi Makanan

Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan ratusan orang tewas dalam beberapa pekan terakhir akibat serangan udara, tembakan, dan pengeboman Israel. Sebagian besar korban tewas saat menunggu bantuan atau di sekitar truk pembawa makanan.

Kantor hak asasi manusia PBB mencatat ratusan pembunuhan terjadi di titik-titik distribusi bantuan kemanusiaan yang dikelola GHF sejak akhir Mei, serta di dekat konvoi bantuan kemanusiaan.

PBB belum bisa menetapkan pihak yang bertanggung jawab atas pembunuhan-pembunuhan tersebut. Namun, militer Israel diduga telah menggempur dan menembaki warga Palestina yang berusaha mencapai titik-titik distribusi bantuan.

Scroll to Top