Musisi Ahmad Dhani memberikan pesan penting kepada Menteri Kebudayaan terkait rencana penulisan ulang sejarah Indonesia. Melalui akun Instagram pribadinya, Dhani menyampaikan surat terbuka yang berisi poin-poin krusial yang harus diperhatikan.
Personel grup band Dewa 19 ini menekankan bahwa penulisan sejarah harus didasarkan pada dokumen resmi dari instansi kredibel, artefak, dan media cetak nasional yang terpercaya. Ia mewanti-wanti agar sumber-sumber dari platform media sosial seperti YouTube, blog, Twitter, Instagram, TikTok, atau bahkan media gosip, tidak dijadikan rujukan.
Dhani juga menegaskan bahwa narasi sejarah tidak boleh dibangun hanya berdasarkan "katanya", "konon", atau pernyataan sepihak. Menurutnya, Kementerian Kebudayaan memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan publik mendapatkan informasi sejarah yang akurat dan tidak menimbulkan kesalahpahaman.
Suami Mulan Jameela itu menambahkan bahwa negara memiliki kewajiban untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara. Ia mengingatkan bahwa rata-rata tingkat kecerdasan masyarakat perlu diperhatikan dalam penyampaian informasi sejarah agar mudah dipahami.
Dalam keterangan unggahannya, Ahmad Dhani kembali menegaskan bahwa penulisan sejarah tidak boleh dipengaruhi oleh perasaan atau sentimen pribadi.
Rencana penulisan ulang sejarah Indonesia sendiri menuai berbagai tanggapan, terutama terkait penggunaan nada positif. Banyak pihak yang menyarankan agar proses ini tetap mencantumkan catatan kelam bangsa di masa lalu, termasuk peristiwa Mei 1998, sebagai bagian dari pembelajaran sejarah.