Terobosan AI: Pantau Kecukupan ASI Bayi dengan Perangkat Cerdas!

Kecemasan ibu mengenai apakah bayi mendapatkan cukup ASI adalah hal yang umum. Kini, kekhawatiran itu bisa teratasi berkat inovasi terbaru: perangkat pintar berbasis Artificial Intelligence (AI) yang dirancang khusus untuk mendeteksi kecukupan ASI pada bayi.

Perangkat ini, hasil pengembangan peneliti dari Monash University, bekerja dengan cara menempelkan probe kecil di leher bayi saat menyusu. Sensor pada probe merekam sinyal yang kemudian dianalisis oleh AI untuk mengukur jumlah ASI yang dikonsumsi bayi secara real time. Prototipe nirkabel dari perangkat ini sudah hampir siap untuk dikomersialkan.

"Banyak ibu baru merasa khawatir ketika berat badan bayi tidak bertambah sesuai harapan," ujar pengembang perangkat tersebut. "Perangkat ini hadir sebagai solusi untuk masalah tersebut, dan banyak ibu yang menantikan kehadirannya."

Uji coba awal yang melibatkan 24 bayi baru lahir menunjukkan bahwa monitor ini berhasil melacak pemberian makan bayi dengan akurat. Para peneliti berharap perangkat ini dapat menjadi solusi non-invasif yang didukung AI untuk menilai asupan ASI bayi.

"Kekhawatiran ibu mengenai pasokan ASI yang tidak mencukupi adalah alasan utama penghentian pemberian ASI eksklusif secara dini. Monitor ini menyediakan alat objektif non-invasif untuk menilai asupan ASI bayi baru lahir, sehingga berpotensi mengurangi suplementasi yang tidak perlu, memungkinkan identifikasi dini masalah pemberian makan, dan mendukung kelanjutan pemberian ASI," jelas peneliti.

Perangkat ini juga tengah dikembangkan bekerja sama dengan neonatologis di Monash Department of Pediatrics and Monash Children’s Hospital. Para peneliti meyakini bahwa jika studi validasi dalam skala besar berhasil, monitor ini dapat meningkatkan strategi dukungan pemberian ASI baik di lingkungan klinis maupun di rumah.

"Teknologi ini sangat bermanfaat bagi bayi prematur atau bayi dengan berat badan lahir rendah saat mereka beralih dari pemberian makanan melalui selang ke pemberian ASI atau botol," ungkap seorang dokter spesialis anak. "Selain itu, perangkat ini juga dapat membantu mereka menambah berat badan secara lebih efektif sekaligus memberikan data yang akurat dan ketenangan pikiran bagi orang tua."

Penelitian ini mendapat sambutan positif dari orang tua dan profesional medis yang mencari solusi non-invasif untuk memantau pemberian makan pada bayi.

Kekhawatiran mengenai suplai ASI yang tidak mencukupi adalah alasan utama mengapa banyak ibu berhenti menyusui sebelum enam bulan. Padahal, menyusui eksklusif selama enam bulan sangat dianjurkan untuk mendukung tumbuh kembang anak yang optimal. Sebuah tinjauan besar menemukan bahwa persepsi suplai ASI yang tidak mencukupi merupakan salah satu alasan utama untuk menghentikan pemberian ASI, dengan sekitar 50 persen ibu melaporkannya sebagai alasan untuk berhenti menyusui.

Scroll to Top