Terobosan Baru: Obat Parkinson Pulihkan "Antena" Sel Otak yang Hilang

Peneliti Stanford menemukan bahwa menghambat enzim LRRK2 yang hiperaktif dapat memulihkan fungsi penting sel otak yang hilang pada penderita Parkinson genetik. Temuan ini membuka harapan baru dalam pengobatan penyakit degeneratif ini.

Memulihkan Komunikasi Dopamin yang Vital

Mutasi genetik yang menyebabkan enzim LRRK2 terlalu aktif merusak struktur sel otak dan menghambat komunikasi antar neuron penghasil dopamin, terutama di area striatum yang penting untuk pergerakan, motivasi, dan pengambilan keputusan. Namun, pengobatan dengan obat penghambat LRRK2 bernama MLi-2 menunjukkan hasil yang menjanjikan.

Dalam studi pada tikus, perawatan selama tiga bulan dengan MLi-2 menunjukkan tanda-tanda pemulihan saraf dan perbaikan fungsi otak. Obat ini bekerja dengan menempel pada enzim LRRK2 dan mengurangi aktivitasnya.

"Jika pasien dengan mutasi gen LRRK2 bisa diidentifikasi lebih awal, menghambat enzim ini dapat membantu menghentikan bahkan membalikkan perkembangan penyakit," ungkap seorang peneliti senior dari Stanford.

Kembalinya Cilia: "Antena" Mini Sel Otak

Enzim LRRK2 yang terlalu aktif menyebabkan sel kehilangan silia utama – struktur kecil seperti antena yang berfungsi menerima dan mengirim sinyal kimia penting. Kehilangan silia mengganggu komunikasi antar neuron, termasuk sinyal sonic hedgehog yang seharusnya memicu produksi protein pelindung saraf oleh sel glia.

Kehilangan sinyal ini menyebabkan sel tidak mampu memproduksi faktor neuroprotektif, mempercepat kematian sel. Namun, pengobatan dengan MLi-2 selama tiga bulan menunjukkan hasil yang mengejutkan:

  • Sel otak yang sebelumnya kehilangan silia menunjukkan pertumbuhan kembali mendekati normal.
  • Komunikasi dopamin kembali terjalin.
  • Produksi sinyal pelindung saraf kembali aktif.
  • Kepadatan ujung saraf dopamin meningkat dua kali lipat, menunjukkan pemulihan awal.

"Hasil ini sungguh luar biasa. Kami melihat potensi untuk tidak hanya menstabilkan gejala, tetapi juga memperbaiki kondisi pasien," ujar peneliti tersebut.

Potensi Lebih Luas

Meskipun fokus studi ini adalah Parkinson akibat mutasi LRRK2, para peneliti meyakini bahwa jenis Parkinson lain atau bahkan penyakit neurodegeneratif lainnya dapat memperoleh manfaat serupa karena LRRK2 juga diketahui terlalu aktif pada beberapa pasien tanpa mutasi genetik.

Beberapa uji klinis penghambat LRRK2 sedang berlangsung. Tim berharap hasil menggembirakan ini dapat diterapkan pada manusia, terutama jika terapi dimulai sejak gejala awal Parkinson seperti gangguan penciuman, sembelit, atau gangguan tidur, yang muncul bertahun-tahun sebelum tremor terlihat. Temuan ini memberikan harapan besar dalam pengembangan terapi Parkinson yang lebih efektif.

Scroll to Top