Masyarakat diresahkan oleh pesan berantai yang menyatakan bahwa cuaca dingin di Indonesia disebabkan oleh fenomena Aphelion. Pesan tersebut menyebutkan bahwa saat bumi berada pada titik terjauh dari matahari, suhu akan menurun drastis. Benarkah demikian?
Aphelion Memang Terjadi, Tapi Bukan Penyebab Utama
Aphelion adalah peristiwa astronomis tahunan di mana bumi berada pada jarak terjauh dari matahari. Meskipun begitu, jarak ini tidak memiliki dampak signifikan terhadap suhu atau cuaca di permukaan bumi.
Lalu, Apa yang Menyebabkan Cuaca Dingin?
Suhu dingin yang kita rasakan saat ini merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi pada puncak musim kemarau (Juli-September). Beberapa faktor yang memengaruhinya adalah:
- Monsoon Dingin Australia: Angin bertiup dari Australia yang sedang mengalami musim dingin, melewati Samudra Indonesia yang dingin, lalu masuk ke wilayah Indonesia.
- Berkurangnya Awan dan Hujan: Kurangnya awan dan hujan membuat energi radiasi bumi tidak tersimpan di atmosfer, sehingga suhu di malam hari terasa lebih dingin. Langit yang cerah memungkinkan panas lepas langsung ke atmosfer luar.
Fenomena Biasa yang Perlu Diwaspadai
Cuaca dingin ini adalah kejadian rutin setiap tahun. Bahkan, kondisi ini dapat memicu munculnya embun es (embun upas) di dataran tinggi seperti Dieng, yang sering disalahartikan sebagai salju.
Kesimpulan
Jangan panik! Cuaca dingin yang kita rasakan saat ini bukan disebabkan oleh Aphelion, melainkan kombinasi faktor alamiah yang biasa terjadi pada musim kemarau. Tetap jaga kesehatan dan waspadai potensi munculnya embun es di daerah dataran tinggi.