Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, akhirnya muncul di hadapan publik setelah berakhirnya perang antara Iran dan Israel. Kemunculan perdananya ini menjadi sorotan utama, terutama karena ia membawa pesan yang menekankan semangat pantang menyerah.
Khamenei terlihat dalam video yang ditayangkan oleh stasiun televisi pemerintah Iran. Sebelumnya, selama perang udara yang berlangsung selama 12 hari, ia dilaporkan berada di lokasi yang aman. Konflik tersebut mengakibatkan tewasnya sejumlah komandan tinggi dan ilmuwan nuklir Iran.
Dalam video tersebut, tampak puluhan orang menghadiri upacara peringatan hari Asyura. Mereka berdiri sambil melantunkan doa saat Khamenei memasuki aula yang biasa digunakan untuk acara pemerintahan. Ia pun menyapa para peserta upacara dengan lambaian tangan.
Pada kesempatan itu, Khamenei meminta pembawa pidato untuk membacakan lagu kebangsaan yang bertema tentang Iran, kemakmuran, dan perlindungan dari berbagai ancaman. Selama perang, Khamenei hanya menyampaikan pesan melalui rekaman dan tidak tampil di hadapan publik sejak 13 Juni.
Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, juga turut membagikan foto Ayatollah Khamenei yang tengah berada di pusat keagamaan Imam Khomeini. Pezeshkian menulis ulang beberapa bagian dari lagu kebangsaan, yang mencerminkan kesetiaan abadi kepada Iran.
Sebelumnya, Iran telah mengumumkan gencatan senjata setelah 12 hari pertempuran dengan Israel pada Rabu (25/6). Iran juga menyatakan kesiapannya untuk kembali berunding di Amerika Serikat, sambil menegaskan haknya untuk memanfaatkan tenaga atom untuk tujuan damai.
Khamenei Klaim Kemenangan Iran Atas Israel
Pada tanggal 26 Juni, Khamenei menyampaikan pujian atas apa yang ia sebut sebagai kemenangan Iran atas Israel. Ia mengklaim bahwa Israel hampir mengalami keruntuhan dan kehancuran saat menghadapi serangan balasan dari Iran.
"Saya ingin mengucapkan selamat kepada bangsa Iran atas kemenangannya atas rezim Zionis yang sesat," ujar Khamenei.
Dalam pernyataan yang disiarkan oleh televisi pemerintah, Khamenei mengklaim bahwa Iran nyaris menghancurkan Israel dan menyebut rezim Zionis Israel hampir runtuh.
"Terlepas dari semua kebisingan, dan dengan semua klaim tersebut, rezim Zionis hampir runtuh dan hancur di bawah serangan-serangan Republik Islam (Iran)," tegas Khamenei.
Perang antara Iran dan Israel meletus pada 13 Juni ketika Tel Aviv melancarkan serangan udara besar-besaran yang menargetkan fasilitas nuklir dan militer Iran. Israel mengklaim serangan tersebut bertujuan untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir.
Iran telah berulang kali membantah tuduhan tersebut. Pertempuran berakhir dengan gencatan senjata yang mulai berlaku sejak Selasa (24/6), mengakhiri pertempuran udara sengit selama 12 hari.