Jakarta – Israel melancarkan serangan perdana ke sejumlah target milisi Houthi di Yaman, Minggu (6/7), setelah gencatan senjata dengan Iran.
Serangan yang berlangsung dari Minggu malam hingga Senin (7/7) dini hari itu menyasar pelabuhan Hodeida, Ras Isa, Salif, pembangkit listrik Ras Kanatib di sepanjang Laut Merah, serta kapal kargo Galaxy Leader yang dibajak Houthi sejak November 2023. IDF mengklaim Houthi menggunakan Galaxy Leader untuk melacak kapal-kapal di perairan internasional.
Serangan ini dipicu oleh tiga rudal balistik Houthi yang ditembakkan ke Israel setelah gencatan senjata dengan Iran. Satu rudal berhasil dicegat pada Sabtu (5/7). Sebelum serangan, IDF mengeluarkan perintah evakuasi untuk area yang menjadi target.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyebut operasi ini sebagai "Bendera Hitam", dan menegaskan bahwa Israel akan membalas lebih kuat jika Houthi terus meluncurkan rudal dan drone.
Pihak Houthi mengonfirmasi serangan tersebut dan mengklaim telah "secara efektif" menghalau serangan Israel dengan "serangan besar-besaran yang melibatkan rudal permukaan-ke-udara". Belum ada laporan mengenai korban jiwa atau kerusakan.
Anggota biro politik Houthi, Mohammed Al Farah, mengecam penargetan pelabuhan, pembangkit listrik, dan fasilitas sipil sebagai upaya membahayakan warga sipil yang tidak terkait dengan aktivitas militer.
Serangan ini terjadi saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berada di Washington untuk bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Sejak agresi Israel ke Jalur Gaza pada Oktober 2023, Houthi Yaman dan Hizbullah di Lebanon telah menembakkan rudal ke Israel sebagai solidaritas dengan Hamas Palestina. Houthi juga berulang kali menyerang kapal-kapal komersial di Laut Merah yang terkait dengan Israel.