Aktor senior Epy Kusnandar baru-baru ini mengungkapkan keinginan terakhirnya yang menyentuh hati. Bintang film "Selepas Tahlil" ini berharap suatu saat nanti dapat dikebumikan di kampung halamannya, Garut, berdekatan dengan makam ibunda tercinta.
"Ini serius. Jika saya berpulang, saya ingin dimakamkan di Garut, dekat dengan ibu saya. Kalau tidak bisa bersebelahan, setidaknya berdekatan," ungkap Epy.
Alasan di balik keinginan tersebut sangat mengharukan. Epy ingin mempererat tali persaudaraan keluarga dan kembali berkumpul di kampung halaman.
"Saya punya adik, saya ingin hubungan kami semakin harmonis. Salah satu caranya adalah dengan berkumpul di kampung," ujarnya.
Pengalaman memerankan karakter mayat hidup dalam film terbarunya memberikan Epy pelajaran mendalam tentang kematian. Ia merasa seolah menjadi mayat sungguhan yang menyimpan rahasia dan beban batin.
"Awalnya saya kira mudah, ternyata menyakitkan. Mati dengan menyimpan utang perasaan dan pikiran. Saya takut ini benar-benar terjadi," kata Epy dengan nada haru.
Pada tahun 2010, Epy pernah divonis dokter memiliki sisa hidup hanya 4 bulan akibat tumor otak.
"Saat itu dokter membisikkan hal tersebut, meski dengan nada bercanda dalam kesedihan. Saya mencoba menganggapnya sebagai candaan, tetapi tetap ada rasa takut di hati," kenang Epy.
Namun, prediksi tersebut ternyata tidak terbukti. Epy berhasil sembuh dan tetap sehat hingga saat ini.
"Alhamdulillah, saya bisa sembuh. Kuncinya adalah menenangkan diri dan tidak terlalu banyak berpikir yang berat," ungkapnya.
Epy menjadikan pengalaman tersebut sebagai pengingat untuk selalu bersyukur atas kehidupan yang dimilikinya.
"Setiap tahun, saya selalu mengingat momen itu. Dari usia 52 ke 53, lalu ke 54, saya bertanya-tanya, ‘Apakah saya masih ada?’ Sekarang sudah 61, dan saya sadar bahwa umur itu sebenarnya berkurang, bukan bertambah," pungkas Epy Kusnandar.