Bandung – Hasil survei terbaru dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jawa Barat mengungkap fakta mengkhawatirkan mengenai usia remaja pertama kali terlibat dalam aktivitas seksual.
Survei yang dilakukan pada tahun 2022 menunjukkan bahwa rata-rata siswa SMA mengaku telah melakukan hubungan seksual pertama kali pada usia 13 hingga 14 tahun. Lokasi yang paling sering dipilih untuk aktivitas ini adalah rumah, terutama saat orang tua tidak berada di tempat.
Lebih lanjut, survei juga mengungkapkan bahwa sebagian remaja tidak hanya berhubungan seksual dengan satu orang saja, melainkan dengan dua hingga tiga orang sekaligus.
Kondisi ini dipandang sebagai pola baru penyebaran HIV di kalangan anak dan remaja. Jika sebelumnya kasus HIV didominasi oleh penggunaan narkoba suntik, kini hubungan seksual bebas menjadi penyebab utama. Akses mudah ke informasi melalui internet dan minimnya pengawasan orang tua diduga menjadi faktor pemicu.
Data terbaru menunjukkan peningkatan angka Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Jawa Barat. Hingga tahun 2024, tercatat 10.405 kasus ODHA, dengan lebih dari 2.900 kasus berasal dari kelompok anak dan remaja. Dinas Kesehatan Jawa Barat mencatat 107 ODHA berada di rentang usia 5-14 tahun, 645 orang di usia 15-19 tahun, dan 2.164 orang di usia 20-24 tahun. Artinya, hampir 800 anak di bawah usia 18 tahun di Jawa Barat terinfeksi HIV hingga tahun 2024.
Lonjakan kasus juga ditemukan di wilayah Priangan Timur, bahkan menjangkau daerah-daerah yang sebelumnya tidak terdeteksi kasus HIV. Kasus juga ditemukan di daerah-daerah terpencil di kalangan anak SMA.
Dengan cepatnya penyebaran informasi di internet, minimnya pengawasan orang tua, dan kurangnya edukasi seks yang memadai, pergaulan remaja saat ini dinilai telah memasuki fase bebas tanpa batas.