Para ilmuwan mengungkap petunjuk baru tentang potensi kehidupan di Mars purba. Penelitian terbaru menyoroti peran penting formasi tanah liat tebal yang tersebar di planet merah tersebut.
Analisis mendalam terhadap wilayah tanah liat mengungkapkan bahwa sebagian besar material tersebut terbentuk di dekat genangan air di permukaan Mars miliaran tahun lalu. Keberadaan air ini menjadi kunci, karena menciptakan lingkungan yang berpotensi mendukung kehidupan.
Studi tersebut juga mengindikasikan bahwa akumulasi tanah liat yang signifikan bisa menjadi indikasi ketidakseimbangan siklus air dan karbon di Mars pada masa lalu. Fenomena ini dapat menjelaskan mengapa batuan karbonat, yang seharusnya melimpah seperti di Bumi, justru relatif sedikit ditemukan di Mars.
Lokasi tanah liat yang terkonsentrasi di dataran rendah dekat endapan danau, namun jauh dari jalur aliran air yang deras, mengisyaratkan kondisi lingkungan yang stabil. Stabilitas ini penting, karena memungkinkan lingkungan yang layak huni untuk bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama.
Para peneliti membandingkan lingkungan tanah liat di Mars dengan wilayah tropis di Bumi, di mana lapisan tanah liat tebal juga ditemukan. Kondisi lembab dan erosi fisik minimal berperan penting dalam melestarikan formasi tanah liat tersebut.
Kurangnya aktivitas tektonik di Mars mungkin berkontribusi pada pembentukan tanah liat. Ketika gunung berapi melepaskan karbon dioksida ke atmosfer, ketiadaan batuan reaktif baru menyebabkan gas rumah kaca bertahan, memanaskan dan melembabkan planet. Kondisi ini menciptakan lingkungan yang menguntungkan bagi pembentukan tanah liat dan mungkin juga bagi perkembangan kehidupan purba di Mars.