Netanyahu Andalkan Trump Dorong Gencatan Senjata dengan Hamas

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, meyakini sokongan dari Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dapat membuka jalan bagi tercapainya kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas. Optimisme ini diungkapkan meski perundingan tidak langsung antara kedua belah pihak di Doha, Qatar, belum membuahkan hasil.

Netanyahu menyatakan keyakinannya bahwa diskusi dengan Presiden Trump dapat membantu mempercepat tercapainya tujuan tersebut. Pernyataan ini disampaikan sebelum keberangkatannya ke Washington untuk pertemuan ketiga dengan Trump. Netanyahu menegaskan bahwa delegasi Israel yang berpartisipasi dalam perundingan di Qatar telah diberikan instruksi yang jelas untuk mencapai kesepakatan berdasarkan syarat yang disetujui Israel.

Namun, sumber dari pihak Palestina menyatakan bahwa delegasi Israel tidak memiliki wewenang yang cukup untuk membuat kesepakatan, sementara Hamas juga dinilai belum memiliki mandat yang jelas dalam perundingan tersebut.

Di sisi lain, Trump menunjukkan optimisme bahwa kesepakatan dapat segera tercapai. Ia memperkirakan kesepakatan tersebut dapat mencakup pembebasan sejumlah besar sandera yang masih ditahan di Gaza.

Saat ini, diperkirakan sekitar 20 dari 251 sandera yang ditawan sejak serangan Hamas ke Israel selatan pada 7 Oktober 2023 masih hidup. Serangan tersebut mengakibatkan sekitar 1.200 korban jiwa. Sebagian besar sandera telah dibebaskan melalui jalur diplomatik, sementara beberapa lainnya dibebaskan melalui operasi militer.

Tekanan terhadap Netanyahu untuk mengakhiri konflik di Gaza semakin meningkat, terutama dari publik Israel. Ribuan warga turun ke jalan di Tel Aviv untuk mendesak tercapainya kesepakatan dan pemulangan sandera.

Laporan dari Kementerian Kesehatan Gaza menunjukkan bahwa respons militer Israel telah menyebabkan lebih dari 57.000 warga Palestina meninggal dunia, memicu bencana kelaparan, pengungsian massal, dan kerusakan infrastruktur di seluruh wilayah Gaza.

Hamas menyatakan telah memberikan respons positif terhadap proposal gencatan senjata yang dimediasi oleh AS dan Qatar. Namun, pihak Netanyahu menilai bahwa perubahan yang diajukan Hamas tidak dapat diterima oleh Israel. Meskipun demikian, delegasi Israel akan kembali ke Qatar untuk melanjutkan pembicaraan.

Selain membahas isu Gaza, Netanyahu menyatakan kunjungannya ke AS juga bertujuan untuk memperkuat kerja sama strategis dalam menghadapi Iran, menyusul perang udara selama 12 hari yang terjadi bulan lalu. Netanyahu menegaskan akan berupaya memastikan bahwa Teheran tidak akan pernah memiliki senjata nuklir, serta menambahkan bahwa dinamika baru di Timur Tengah membuka peluang untuk memperluas lingkaran perdamaian di kawasan.

Scroll to Top