Sebuah operasi perlawanan signifikan di Beit Hanoun, Jalur Gaza utara, menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka di pihak tentara Israel. Laporan media Israel menyebutkan lima tentara tewas dan setidaknya sepuluh lainnya terluka.
Insiden bermula saat pejuang perlawanan meledakkan alat peledak yang menghantam kendaraan lapis baja pengangkut tentara. Setelah itu, mereka menargetkan robot pembawa amunisi dengan rudal anti-tank.
Pasukan penyelamat Israel yang tiba di lokasi kejadian juga menjadi sasaran serangan. Warga di kota Ashkelon melaporkan mendengar ledakan keras. Situs-situs berita Israel menginformasikan bahwa salah satu korban luka adalah seorang perwira senior.
Laporan awal sempat menyebutkan adanya tentara yang hilang, namun jenazah mereka kemudian ditemukan dalam kondisi hangus terbakar. Peristiwa ini digambarkan sebagai salah satu momen paling sulit yang dialami tentara Israel sejak dimulainya konflik.
Menurut laporan, tentara yang menjadi target serangan adalah anggota unit teknik "Yahalom", yang bertugas menjebak dan menghancurkan rumah-rumah warga Palestina di Jalur Gaza.
Helikopter Israel terlihat di lokasi kejadian untuk mengevakuasi korban luka dan memberikan tembakan perlindungan. Media Israel melaporkan bahwa situasi di lokasi kejadian masih kacau dan terus berkembang, dengan satu tentara dilaporkan masih hilang dan beberapa kendaraan terbakar.
Pasukan yang menjadi sasaran berasal dari Batalyon Netzah Yehuda, yang terdiri dari anggota Yahudi ultra-Ortodoks.
Serangan ini dinilai terencana dengan matang, dengan perangkat peledak pertama menargetkan tank, perangkat kedua menyasar pasukan penyelamat, perangkat ketiga menargetkan bantuan tambahan, dan serangan senjata ringan ditujukan kepada semua korban luka di awal serangan.