Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, semakin dikenal dunia berkat fenomena "aura farming" dalam perlombaan pacu jalur. Sosok Rayyan Arkan Dikha, seorang penari cilik yang memukau dunia dengan aksinya menari di atas perahu dayung yang melaju kencang, menjadi sorotan utama.
Dhika, yang merupakan bagian dari jalur Tuah Koghi Dubalang Ghajo, memiliki potensi besar untuk menjadi atlet pacu jalur di masa mendatang. Rani Ridawati, ibunda Dhika, mengungkapkan bahwa Dhika tumbuh di lingkungan keluarga yang erat dengan tradisi pacu jalur. Hal ini membuatnya terbiasa menari saat jalur melaju di arena pacuan Sungai Kuantan.
"Ayahnya juga seorang atlet di jalur Tuah Koghi Dubalang Ghajo. Jadi, Dhika sering ikut latihan," ujar Rani.
Peran Dhika sebagai penari cilik saat ini diyakini akan membuka jalan baginya untuk meraih mimpinya menjadi atlet jalur, melanjutkan tradisi leluhur di Kota Jalur.
"Bisa jadi nanti Dhika menjadi atlet pacu jalur. Itu kan sudah menjadi tradisi dan hobi di Kuantan Singingi," imbuh Rani.
Meski bercita-cita menjadi prajurit TNI, Dhika tidak ingin melupakan tradisi pacu jalur.
Rani berharap pemerintah memberikan perhatian khusus kepada jalur-jalur yang ada.
"Harapannya ada kemajuan untuk Kuantan Singingi, ada fasilitas dan pembinaan untuk para atlet dari pemerintah. Pusat juga diharapkan ikut turun tangan," katanya.
"Sekarang pacu jalur sudah dikenal dunia. Alangkah baiknya jika arena pacu diperbaiki dan atlet-atlet serta anak-anak diberi perhatian khusus," lanjut Rani.
Tarian Dhika di ujung jalur telah menarik perhatian dunia. Gerakannya yang khas dengan baju Melayu hitam dan tanjak telah ditiru oleh pemain sepak bola AC Milan hingga selebriti K-Pop.