Waspada! Banjir Jabodetabek dan Ancaman Penyakit Mengintai

Banjir yang melanda Jabodetabek bukan hanya soal genangan air dan kerusakan fisik. Ada ancaman kesehatan yang serius mengintai, yaitu potensi penyebaran berbagai penyakit yang perlu diwaspadai.

Kondisi banjir menciptakan lingkungan yang ideal bagi perkembangan bakteri, virus, dan parasit penyebab penyakit. Air yang tercemar limbah dan kotoran menjadi media penularan yang efektif, terutama di lingkungan padat penduduk dengan sanitasi yang buruk. Berikut beberapa penyakit yang sering muncul pasca-banjir:

Leptospirosis: Ancaman dari Bakteri Kencing Tikus

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira yang terdapat dalam urine hewan seperti tikus. Saat banjir, bakteri ini menyebar melalui air dan dapat masuk ke tubuh manusia melalui luka terbuka, kulit yang terendam air, atau selaput lendir. Gejala awal menyerupai flu, seperti demam tinggi, nyeri otot, sakit kepala, dan mata merah. Jika tidak ditangani, leptospirosis dapat menyebabkan kerusakan organ vital dan berakibat fatal.

Diare dan Infeksi Saluran Cerna: Dampak Air Tercemar

Banjir seringkali mengganggu pasokan air bersih, sementara air yang menggenang tercemar limbah. Kondisi ini meningkatkan risiko diare dan infeksi saluran pencernaan, terutama pada anak-anak. Penularan terjadi melalui air minum yang tidak bersih, makanan terkontaminasi, atau kurangnya kebersihan. Gejala meliputi buang air besar terus-menerus, lemas, mual, dan dehidrasi. Diare akut dapat menyebabkan kehilangan cairan yang berbahaya, terutama pada bayi dan lansia.

Infeksi Kulit: Akibat Kontak dengan Air Kotor

Kontak langsung dengan air banjir yang kotor dapat menyebabkan infeksi kulit. Mulai dari iritasi ringan seperti ruam dan gatal-gatal, hingga infeksi yang lebih serius seperti luka bernanah atau infeksi jamur. Lingkungan yang lembap memicu pertumbuhan bakteri dan jamur. Jaga kebersihan tubuh dan segera keringkan kulit setelah terpapar air banjir.

Demam Berdarah Dengue (DBD): Ancaman Nyamuk Pasca Banjir

Setelah banjir surut, genangan air yang tersisa menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus dengue penyebab DBD. Penyakit ini ditandai dengan demam tinggi mendadak, nyeri otot dan sendi, sakit kepala, dan bintik merah pada kulit. Jika tidak ditangani, DBD dapat menyebabkan perdarahan internal, syok, hingga kematian. Waspadai genangan air dan lakukan pemberantasan sarang nyamuk.

Penting untuk meningkatkan kesadaran akan risiko penyakit pasca-banjir dan mengambil langkah-langkah pencegahan. Jaga kebersihan diri dan lingkungan, konsumsi air dan makanan yang aman, serta segera periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala penyakit setelah terpapar banjir. Kewaspadaan dan tindakan cepat dapat melindungi diri dan keluarga dari ancaman penyakit yang mengintai.

Scroll to Top