GAZA – Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Beit Hanoon, Gaza utara, yang menewaskan lima tentara Israel dan melukai 14 lainnya. Abu Ubaidah, juru bicara Al-Qassam, menyebut serangan itu sebagai "pukulan tambahan" di wilayah yang dianggap aman oleh Israel.
Menurut Ubaidah, pertempuran sengit yang dilancarkan oleh pejuang Hamas akan terus menimbulkan kerugian bagi Israel. Ia juga memperingatkan bahwa Israel mungkin gagal dalam upaya pembebasan tentaranya di masa depan dan berpotensi menambah jumlah tahanan. Ubaidah menegaskan bahwa masa depan Gaza hanya dapat ditentukan oleh pejuang perlawanan dan warga sipil Palestina. Ia menyebut mempertahankan pasukan di Gaza sebagai "keputusan paling bodoh" yang bisa diambil Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Militer Israel membenarkan kematian lima tentaranya di Gaza utara dan 14 lainnya terluka, beberapa di antaranya dalam kondisi kritis. Penyelidikan awal menunjukkan bahwa tentara Israel diserang, dan unit yang mencoba menyelamatkan mereka juga diserang, begitu pula kelompok tentara ketiga yang berupaya melakukan evakuasi. Insiden ini terjadi sekitar 500 meter dari pagar utara Gaza, di Beit Hanoon, wilayah yang telah diduduki militer Israel sejak awal konflik pada Oktober 2023.
Sejumlah politisi Israel mengkritik keras insiden ini. Beberapa pihak oposisi menyatakan bahwa tentara Israel tewas di Gaza bukan untuk melindungi Israel, melainkan untuk melindungi pemerintahan koalisi Netanyahu.
Sementara itu, serangan Israel di Jalur Gaza dilaporkan telah menewaskan 27 orang sejak Selasa (8/7/2025) pagi. Sembilan orang tewas dalam serangan pesawat tak berawak Israel terhadap tenda pengungsian di al-Mawasi, dekat Khan Younis. Serangan udara Israel di Deir er-Balah juga menewaskan dua orang dan melukai beberapa lainnya. Selain itu, empat warga Palestina dilaporkan tewas di kamp pengungsi Bureij setelah sebuah sekolah yang menampung keluarga pengungsi dibom oleh pesawat tempur Israel.