Teheran berduka. Pemerintah Iran mengumumkan jumlah korban jiwa akibat konflik bersenjata dengan Israel yang berlangsung selama 12 hari pada Juni lalu telah menembus angka 1.060 orang. Kabar duka ini disampaikan oleh Kepala Yayasan Urusan Martir dan Veteran Iran, Saeed Ohadi.
Menurutnya, jumlah tersebut masih mungkin bertambah, dan diperkirakan mencapai 1.100 jiwa, mengingat banyaknya korban luka parah yang tengah berjuang.
Selama agresi Israel, Iran cenderung mengecilkan dampak serangan udara yang menghancurkan pertahanan udara, fasilitas militer, dan bahkan merusak fasilitas nuklir mereka. Konflik ini juga menyeret Amerika Serikat, yang melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap tiga lokasi nuklir Iran: Fordow, Isfahan, dan Natanz.
Pertempuran sengit ini akhirnya diakhiri dengan gencatan senjata yang dimulai sejak 24 Juni. Setelah gencatan senjata diberlakukan, Iran secara bertahap mengakui skala kerusakan yang dialami, meskipun rincian kerugian material militer masih dirahasiakan.
Sementara itu, sebuah kelompok aktivis hak asasi manusia yang berpusat di Washington melaporkan bahwa setidaknya 1.190 orang tewas di Iran. Angka ini mencakup 436 warga sipil dan 435 personel keamanan. Kelompok ini juga menyebutkan bahwa serangan Israel menyebabkan 4.475 orang terluka di berbagai wilayah Iran.
Sebagai balasan, Iran meluncurkan serangan drone dan rudal ke Israel, yang dikabarkan menewaskan 28 orang di negara tersebut.