Leptospirosis Langka Sebabkan Gagal Ginjal Akut pada Pendaki Gunung

Leptospirosis, atau dikenal sebagai penyakit kencing tikus, adalah infeksi bakteri Leptospira yang menular ke manusia melalui kontak dengan air atau tanah yang terkontaminasi urine hewan terinfeksi, khususnya tikus. Penyakit ini umumnya memicu gejala seperti demam, mual, muntah, dan nyeri otot. Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, leptospirosis dapat memicu komplikasi serius seperti gagal ginjal akut.

Sebuah kasus unik dialami oleh seorang pria berusia 27 tahun di Iran. Ia dilarikan ke rumah sakit dengan keluhan penurunan volume urine, perubahan warna urine menjadi cokelat, dan nyeri otot parah yang berlangsung selama tiga hari. Pasien tersebut tidak memiliki riwayat penyakit hati atau ginjal, tidak mengonsumsi obat-obatan, tidak merokok, dan tidak menggunakan narkoba.

Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa pasien memiliki riwayat mendaki gunung. Ia melaporkan telah mendaki di area pegunungan dan mengonsumsi air permukaan sekitar seminggu sebelum gejala muncul.

Diagnosis menunjukkan pasien mengalami rhabdomyolysis dan gangguan fungsi ginjal. Rhabdomyolysis adalah kondisi kerusakan jaringan otot yang melepaskan zat toksik ke dalam darah.

Pasien segera mendapatkan penanganan berupa resusitasi cairan dan dialisis. Namun, fungsi ginjalnya terus memburuk meskipun sudah terhidrasi. Hasil pemeriksaan laboratorium akhirnya mengonfirmasi bahwa pasien terinfeksi leptospirosis.

Kasus ini menyoroti manifestasi klinis leptospirosis yang tidak biasa, yaitu rhabdomyolysis masif dan cedera ginjal akut (AKI), disertai gangguan pernapasan. Kasus rhabdomyolysis terkait leptospirosis seperti ini belum pernah dilaporkan sebelumnya di Iran. Temuan ini menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi komplikasi langka dari leptospirosis, terutama pada individu dengan aktivitas berisiko seperti pendaki gunung.

Scroll to Top