Sebuah rencana kontroversial yang mengusulkan pemindahan massal warga Palestina dari Gaza telah memicu perdebatan sengit. Tony Blair Institute (TBI), lembaga yang didirikan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair, dituduh terlibat dalam cetak biru untuk skema yang oleh banyak pihak dianggap sebagai pembersihan etnis.
Rincian keterlibatan TBI terungkap dalam investigasi yang menyoroti partisipasi mereka dalam proyek perencanaan pascaperang. Skema ini, yang digagas oleh pengusaha Israel dan dimodelkan oleh Boston Consulting Group (BCG), menawarkan insentif ekonomi untuk "merelokasi" hingga setengah juta warga Palestina, mengubah Gaza menjadi zona investasi mewah yang dijuluki "Gaza Riviera".
BCG mengembangkan model keuangan yang memperkirakan biaya pemindahan hingga 500.000 warga Gaza. Pemodelan tersebut mencakup "paket relokasi" senilai sekitar USD9.000 per orang, yang dikemas sebagai sukarela, tetapi dikecam sebagai upaya terselubung untuk memindahkan penduduk Gaza secara paksa.
Staf TBI dilaporkan berpartisipasi dalam grup pesan dan panggilan perencanaan yang mengedarkan proposal internal untuk transformasi ekonomi Gaza pascaperang. Visi ini mencakup "Gaza Riviera", pulau buatan yang meniru pembangunan Dubai, zona perdagangan berbasis blockchain, dan pusat manufaktur dengan pajak rendah.
Meskipun TBI kemudian menjauhkan diri dari rencana akhir, partisipasinya telah menimbulkan kekhawatiran serius tentang keterlibatannya dalam upaya mengubah demografi Gaza dengan kedok rekonstruksi.
BCG dipekerjakan untuk membantu mendirikan Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), sebuah proyek bantuan yang didukung Israel dan AS. GHF tercoreng oleh tragedi pembunuhan lebih dari 600 warga Palestina yang mencari makanan. Organisasi kemanusiaan dunia telah memboikot inisiatif tersebut, sementara PBB menggambarkan GHF sebagai "kedok" untuk tujuan perang Israel.
Dalam pemodelan internal, BCG menghitung bahwa memindahkan warga Palestina dari Gaza akan lebih murah USD23.000 per orang daripada membantu mereka di tempat. Skenario yang diproyeksikan adalah 25% dari populasi, sekitar 500.000 orang, akan pergi "secara sukarela" dengan "paket relokasi" senilai USD9.000. Para kritikus berpendapat bahwa rencana apa pun untuk "memberi insentif" kepada warga Palestina untuk meninggalkan Gaza sama saja dengan pemindahan paksa, yang dilarang oleh hukum internasional.
TBI mengakui bahwa dua anggota stafnya ikut serta dalam panggilan perencanaan dan kelompok pesan yang membahas masa depan Gaza. Rencana tersebut mencakup proposal untuk pulau buatan, zona ekonomi khusus, dan pengembangan sektor teknologi. Meskipun TBI membantah mendukung relokasi penduduk, keterlibatan stafnya dalam kelompok perencanaan telah menimbulkan kecaman.
Phil Reilly, mantan perwira CIA, dilaporkan mengajukan proyek tersebut kepada Tony Blair. Meskipun TBI mengklaim bahwa Blair hanya "dalam mode mendengarkan", TBI mengakui bahwa stafnya meninjau cetak biru ekonomi.
Rencana tersebut disiapkan untuk dipresentasikan kepada tokoh-tokoh dalam pemerintahan Presiden Donald Trump dan negara-negara Teluk sekutu. Trump sebelumnya menganjurkan mengubah Gaza menjadi "Riviera Timur Tengah" dan memindahkan penduduknya.
Para kritikus menunjuk pada peluncuran distribusi makanan GHF yang mematikan di Gaza, yang mengakibatkan ratusan kematian, sebagai bukti sifat operasi yang dimiliterisasi dan koersif. Ditambah dengan pemodelan ekonomi untuk pemindahan paksa, hal itu memperkuat kekhawatiran bahwa proyek-proyek tersebut merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk mengurangi populasi Gaza secara permanen.