Perusahaan investasi milik Prajogo Pangestu, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), secara resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai emiten ke-17 pada tahun 2025.
Dalam penawaran umum perdana (IPO), CDIA menawarkan 12.482.937.500 lembar saham baru dengan harga Rp 190 per lembar. Aksi korporasi ini berhasil mengumpulkan dana segar sebesar Rp 2,37 triliun.
Pada perdagangan perdananya, saham CDIA langsung melonjak 34,74% hingga mencapai batas Auto Reject Atas (ARA) di harga Rp 256 per lembar. Antusiasme investor sangat tinggi, tercermin dari oversubscription atau kelebihan permintaan hingga 563,64 kali, melibatkan partisipasi dari 400.126 investor selama masa penawaran.
"Kami sangat mengapresiasi kepercayaan investor yang luar biasa terhadap IPO ini. Oversubscription yang signifikan ini menjadi bukti keyakinan pasar terhadap potensi CDIA," ujar Presiden Direktur Chandra Daya Investasi, Fransiskus Ruly Aryawan.
Ruly meyakini bahwa pencapaian ini akan membuka peluang bagi perseroan untuk menjadi pusat industri dan logistik regional. Dengan portofolio di sektor energi, air, kepelabuhanan, penyimpanan, dan logistik, CDIA ingin berperan sebagai mitra pertumbuhan strategis di sektor infrastruktur.
Dana hasil IPO akan digunakan untuk memperkuat kapabilitas inti perusahaan, terutama di sektor logistik serta kepelabuhanan dan penyimpanan. Alokasi dana sekitar Rp 871,76 miliar akan digunakan untuk mendukung ekspansi di sektor logistik, melalui penyertaan modal kepada anak usaha untuk pembelian kapal dan pembiayaan operasional.
Sementara itu, dana sekitar Rp 1,48 triliun akan diinvestasikan dalam pengembangan sektor kepelabuhanan dan penyimpanan. Investasi ini mencakup pembangunan fasilitas tangki penyimpanan, jaringan pipa Ethylene, dan sarana pendukung lainnya di kawasan industri strategis.
"CDI Group siap memperkuat kontribusi kami dalam membangun industri yang kompetitif dan menciptakan nilai bagi pemangku kepentingan, masyarakat, dan perekonomian Indonesia maupun di Asia Tenggara," pungkasnya.