Serangan Drone Laut Kembali Hantam Laut Merah, Korban Berjatuhan

Gelombang kekerasan kembali menerjang jalur pelayaran krusial di Laut Merah. Sebuah serangan drone laut menimpa kapal kargo berbendera Liberia, Eternity C, pada Senin (7/7/2025), menyebabkan dua awak terluka parah dan dua lainnya hilang.

Peristiwa ini terjadi tak lama setelah kelompok Houthi mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap kapal dagang lain, MV Magic Seas, yang mereka sebut telah tenggelam.

Lokasi serangan Eternity C berada sekitar 50 mil laut barat daya Pelabuhan Hodeidah, Yaman. Area ini menjadi zona berbahaya sejak Houthi mulai menargetkan kapal-kapal komersial di Laut Merah sejak akhir 2024.

Cosmoship Management, perusahaan pengelola kapal, melaporkan bahwa kapal tersebut membawa 22 awak, terdiri dari 21 warga Filipina dan satu warga Rusia.

"Dua awak mengalami luka serius dan dua lainnya masih belum ditemukan," ungkap juru bicara perusahaan. "Serangan itu juga merusak jembatan kapal dan menghancurkan jaringan komunikasi."

Operation Aspides, misi Uni Eropa yang bertugas mengamankan pelayaran di Laut Merah, menjelaskan bahwa Eternity C diserang oleh drone laut dan empat kapal cepat bersenjata peluncur granat berpeluncur roket (RPG). Kapal tersebut dilaporkan tidak meminta perlindungan dari pasukan laut gabungan dan kini dalam kondisi hanyut tanpa kendali.

Meskipun belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab, pola serangan mengindikasikan taktik yang sering digunakan oleh Houthi.

Sehari sebelumnya, Houthi menyatakan telah melancarkan serangan terhadap kapal MV Magic Seas, kapal kargo berbendera Liberia yang dioperasikan oleh perusahaan Yunani. Kapal ini sedang berlayar dari China menuju Turki dengan muatan besi dan pupuk.

Serangan terhadap MV Magic Seas melibatkan delapan kapal cepat bersenjata, granat berpeluncur roket, rudal, dan empat kendaraan permukaan nirawak (USV).

Seluruh 19 awak kapal terpaksa meninggalkan kapal setelah air mulai masuk ke beberapa bagian kapal. Mereka diselamatkan oleh kapal lain yang melintas dan telah tiba di Djibouti dengan selamat.

Houthi mengklaim kapal tersebut tenggelam, namun klaim ini belum diverifikasi secara independen. Laporan awak kapal menyebutkan adanya kebakaran di bagian depan kapal, ruang mesin, dan dua palka terendam air. Kapal juga kehilangan daya listrik.

Operation Aspides sebelumnya memperingatkan potensi ledakan di sekitar kapal Magic Seas akibat kerusakan yang dideritanya.

Sejak dimulainya perang Israel melawan Hamas di Gaza pada Oktober 2023, Houthi secara terbuka menyatakan bahwa serangan mereka terhadap kapal-kapal di Laut Merah adalah bentuk dukungan terhadap Palestina.

Sebagai balasan, Israel beberapa kali menyerang target-target Houthi. Terakhir, Israel kembali melancarkan serangan udara ke wilayah Houthi untuk pertama kalinya dalam sebulan terakhir.

Scroll to Top