Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali membuat gebrakan di dunia perdagangan internasional. Ia mengumumkan rencana penerapan tarif baru, yang berpotensi mengubah peta persaingan global.
Trump mengumumkan niatnya untuk memberlakukan tarif impor sebesar 50% untuk produk tembaga. Lebih jauh lagi, ia mengancam tarif yang jauh lebih tinggi, mencapai 200%, pada sektor farmasi.
"Hari ini kita membahas tembaga," ujarnya, menandakan perkembangan signifikan dalam investigasi terhadap impor logam tersebut. "Kita juga akan membuat pengumuman tentang farmasi… Mereka akan dikenai tarif dengan tarif yang sangat, sangat tinggi, seperti 200%," tegasnya.
Namun, implementasi tarif farmasi tidak akan dilakukan serta merta. Trump memberikan sinyal adanya masa transisi sekitar satu hingga satu setengah tahun. "Kami akan memberi mereka waktu tertentu untuk mempersiapkan diri," katanya.
Menteri Perdagangan mengkonfirmasi bahwa detail tarif farmasi akan diumumkan pada akhir bulan. Studi terkait produk farmasi dan semikonduktor akan dirampungkan, memungkinkan Trump untuk menetapkan kebijakan lebih lanjut.
Revitalisasi Manufaktur Farmasi AS
Pemberlakuan tarif impor pada produk farmasi tampaknya merupakan upaya untuk mengembalikan kejayaan manufaktur obat-obatan di Amerika Serikat. Tujuan ini didukung oleh analisis yang meyakini bahwa tarif akan menjadi insentif bagi perusahaan farmasi untuk merelokasi operasi manufaktur mereka ke AS. Beberapa perusahaan besar telah menunjukkan minat dengan meningkatkan investasi di AS setelah manufaktur obat dalam negeri mengalami penurunan selama beberapa dekade terakhir.
Penolakan dari Industri
Rencana ini menuai tentangan dari PhRMA, kelompok lobi industri farmasi terbesar di AS. Mereka berpendapat bahwa pengenaan tarif pada obat-obatan justru kontraproduktif, meskipun mereka sependapat dengan tujuan mengembangkan manufaktur farmasi di AS.
"Setiap dolar yang dihabiskan untuk tarif adalah satu dolar yang tidak dapat diinvestasikan dalam manufaktur Amerika atau pengembangan pengobatan dan penyembuhan di masa depan bagi pasien," ungkap perwakilan PhRMA. Mereka menekankan bahwa industri farmasi memiliki tujuan yang sama dengan Trump untuk merevitalisasi manufaktur Amerika, tetapi tarif pada obat-obatan akan merugikan upaya tersebut.
Secara historis, obat-obatan dikecualikan dari tarif karena potensi dampaknya dalam meningkatkan biaya dan menyebabkan kelangkaan.