Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sedang menjadi perhatian di berbagai daerah di Indonesia. Menanggapi hal ini, Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinas Kesehatan bergerak cepat dengan memaksimalkan peran Kader Jumantik (Juru Pemantau Jentik) sebagai ujung tombak pencegahan.
Sebanyak 39 puskesmas di seluruh Kota Tangerang aktif mendorong Kader Jumantik untuk turun langsung ke masyarakat. Puskesmas Sukasari, Kecamatan Tangerang, menjadi salah satu contohnya.
Puskesmas Sukasari secara intensif memberikan edukasi langsung kepada pasien yang berobat dan melalui jaringan Kader Jumantik di lapangan. Salah satu program unggulan yang disosialisasikan adalah "Baba Resik 10.10," sebuah gerakan bersama memberantas sarang nyamuk Aedes dan jentik di 10 habitat selama 10 menit.
"Sosialisasi rutin terus kami lakukan, baik di puskesmas maupun di lingkungan masyarakat. Program Baba Resik 10.10 juga kami terapkan di internal puskesmas, memastikan seluruh pegawai terlibat dalam menjaga kebersihan lingkungan," ujar perwakilan Puskesmas Sukasari. Saat ini, Puskesmas Sukasari memiliki 32 Kader Jumantik yang siap terjun ke lapangan.
Nuryati Sri Sawitri, seorang Kader Jumantik dari RW 15 Kelurahan Sukasari, menjelaskan bahwa setiap bulan para kader melakukan kunjungan rutin ke rumah-rumah warga untuk memeriksa keberadaan jentik dan memberikan sosialisasi.
"Terutama di musim hujan ini, kami semakin gencar memastikan setiap rumah memiliki Jumantik dan menerapkan program Baba Resik 10.10," tuturnya.
Dengan upaya ini, diharapkan seluruh warga Kelurahan Sukasari dan Kota Tangerang pada umumnya dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Mari bersama-sama mencegah penyebaran DBD dengan rutin memeriksa tempat penampungan air dan meluangkan waktu 10 menit setiap hari untuk membersihkan lingkungan rumah. Dengan partisipasi aktif dari masyarakat, Kota Tangerang dapat terhindar dari ancaman DBD.