Pasar Keuangan Indonesia Tangguh Hadapi Tarif Trump: Rupiah Stabil, IHSG Tembus 7.000

Meskipun Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara resmi menetapkan tarif sebesar 32 persen terhadap produk ekspor Indonesia, pasar keuangan Indonesia menunjukkan ketahanan yang luar biasa. Kebijakan yang berlaku mulai 1 Agustus 2025 ini, setelah penundaan dari rencana awal 9 Juli, tidak menggoyahkan rupiah maupun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

IHSG bahkan berhasil menembus level psikologis 7.000, sementara rupiah tetap stabil tanpa pergerakan signifikan. Kondisi ini berbeda dengan reaksi pasar saat awal perang dagang AS-China pada 2018, di mana gejolak tajam sempat terjadi.

Pengamat pasar modal Hendra Wardana menyatakan bahwa pasar kini lebih dewasa dan kalkulatif dalam menyikapi kebijakan proteksionisme global. Pelaku pasar tidak lagi bereaksi emosional, melainkan mempertimbangkan faktor fundamental dan strategi mitigasi pemerintah.

Stabilitas ini juga kontras dengan Maret 2025, ketika rumor perang dagang memicu pelemahan tajam rupiah dan IHSG akibat minimnya kejelasan kebijakan dan respons pemerintah. Saat ini, komunikasi kebijakan yang terkoordinasi dan skenario mitigasi yang berjalan membuat pasar lebih tenang.

Kekuatan ekonomi nasional, seperti hilirisasi tambang dan perbaikan neraca perdagangan, menjadi penopang utama kepercayaan investor. Strategi jangka panjang seperti relokasi produksi ke negara bebas tarif, kerja sama joint venture dengan mitra AS, serta perluasan pasar ke Timur Tengah dan Afrika turut menenangkan pasar.

Analis Doo Financial Futures Lukman Leong menilai pelaku pasar telah terbiasa dengan gaya komunikasi Trump yang berubah-ubah. Pernyataan-pernyataan Trump dianggap tidak konsisten dan belum ada kesepakatan signifikan yang dikonfirmasi, kecuali dengan Inggris. Angka 32 persen tarif dinilai tidak signifikan karena telah ditetapkan sejak April.

Investor bahkan meyakini Trump mungkin akan kembali menunda pemberlakuan tarif, karena akan membebani ekonomi AS dan melemahkan dolar AS. Hingga saat ini, tidak ada perubahan besar pada portofolio investor, karena pasar menunggu perkembangan lebih lanjut dari pemerintah AS.

Sebelumnya, Trump mengirim surat resmi kepada Presiden Prabowo Subianto mengenai pemberlakuan tarif 32 persen. Pemerintah Indonesia telah melobi dengan menawarkan peningkatan impor dan investasi ke AS senilai US$34 miliar, namun Trump tetap melanjutkan kebijakan tarif tersebut.

Scroll to Top