Dua Emiten Debut di Bursa: CHEK Melesat, PMUI Terjun Bebas

Kamis, 10 Juli 2025, menjadi hari yang bersejarah bagi dua perusahaan yang resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). PT Diastika Biotekindo Tbk (CHEK), perusahaan di bidang kesehatan, dan PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk (PMUI), yang bergerak di sektor telekomunikasi, melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) dan menjadi emiten ke-18 dan 19 di tahun 2025.

Saham CHEK langsung meroket hingga menyentuh Auto Reject Atas (ARA) dengan kenaikan 34,38% ke level Rp 172 per lembar. Perusahaan menawarkan harga IPO sebesar Rp 128 per lembar, dari rentang harga yang ditetapkan sebelumnya yaitu Rp 120-140. Dengan melepas 815 juta lembar saham atau setara 20,04% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh, CHEK berhasil meraup dana segar sebesar Rp 104,32 miliar.

Direktur Utama Diastika Biotekindo, FX Yoshua Raintjung, menyatakan bahwa IPO ini merupakan wujud komitmen perusahaan untuk memperkuat struktur pendanaan. Pertumbuhan pendapatan bersih perusahaan yang solid, sebesar 9,9% di tahun 2023 dan melonjak menjadi 19,9% di tahun 2024, menunjukkan fundamental bisnis yang kuat dan kepercayaan pasar terhadap potensi pertumbuhan yang diperkirakan mencapai 10-20% per tahun.

Dana hasil IPO akan digunakan untuk mendukung operasional perusahaan, termasuk pembelian barang dagangan, biaya angkut, biaya kantor, biaya penjualan, sewa, dan pengeluaran lainnya. CHEK juga berencana untuk berpartisipasi dalam proyek pengadaan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dengan estimasi dana sekitar Rp 100 miliar.

Sementara itu, nasib berbeda dialami oleh PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk (PMUI). Saham perusahaan ini justru mengalami penurunan tajam hingga menyentuh Auto Reject Bawah (ARB), melemah 15% ke harga Rp 153 per lembar. PMUI menawarkan 1,16 miliar saham atau 20% dari modal disetor dan ditempatkan dengan harga Rp 180 per lembar. Dari IPO ini, PMUI mengumpulkan dana sebesar Rp 208,8 miliar.

Direktur Utama Prima Multi Indonesia, Agus Susanto, menjelaskan bahwa IPO ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kapasitas pendanaan dan tata kelola perusahaan. Dana IPO akan dialokasikan untuk modal kerja, dengan rincian: 44,39% untuk pembelian persediaan, 29,27% untuk pinjaman ke anak perusahaan PT Graha Prima Mentari Tbk dengan bunga 9% dan jangka waktu 5 tahun, dan 26,34% untuk pembelian tanah dan bangunan dari pihak afiliasi, yaitu Agus Susanto sendiri.

Scroll to Top