Kumbang Cyborg: Harapan Baru dalam Misi Penyelamatan Bencana

Saat waktu terus berjalan dalam situasi bencana, sebuah inovasi tak terduga muncul dari laboratorium di Australia. Bukan robot canggih atau anjing pelacak, melainkan kumbang biasa yang diubah menjadi "serangga cyborg", siap membantu tim penyelamat.

Ilmuwan dari University of Queensland berhasil memasang microchip, layaknya ransel, di punggung kumbang jenis Zophobas morio. Alat ini memungkinkan mereka dikendalikan dari jarak jauh, membuka peluang baru dalam pencarian korban di reruntuhan.

Tujuan utama inovasi ini adalah mengirimkan kumbang-kumbang mini ini ke celah-celah sempit dan berbahaya, tempat robot tak dapat menjangkau dan anjing pelacak kesulitan masuk, untuk mencari tanda-tanda kehidupan.

Mengapa Kumbang?

Alasan penggunaan serangga terletak pada keterbatasan robotik saat ini. "Robot pada skala ini kesulitan beralih dari permukaan horizontal ke dinding," jelas seorang peneliti. Kumbang, dengan anatominya yang telah berevolusi selama jutaan tahun, memiliki kemampuan alami yang unggul.

"Kumbang memiliki kemampuan memanjat dan bermanuver di ruang-ruang kecil yang kompleks, yang sulit bagi robot," kata Dr. Thang Vo-Doan, pemimpin penelitian. "Kami memanfaatkan kemampuan ini dan menambahkan kontrol yang dapat diprogram tanpa memengaruhi masa pakai kumbang."

Cara Kerja ‘Ransel’ Microchip

"Ransel" ini adalah antarmuka sibernetik. Dengan elektroda, ransel mengirimkan stimulasi listrik ringan ke antena atau sayap depan kumbang, "mendorong" mereka bergerak ke arah yang diinginkan. Tim peneliti telah mendemonstrasikan kemampuan memandu kumbang bergerak ke samping dan memanjat dinding vertikal.

Target Lima Tahun Mendatang

Tim ini memiliki target ambisius: mengembangkan alat yang dilengkapi kamera miniatur dan sistem daya ringkas. Alat ini diharapkan dapat menavigasi lingkungan yang menantang, menemukan korban, dan memberikan gambaran jelas kepada tim penyelamat. Mereka menargetkan pengujian teknologi ini dalam situasi bencana nyata dalam lima tahun ke depan.

Tren Global Serangga Cyborg

Fenomena "serangga cyborg" ini bukan hal baru. Ini adalah bagian dari minat global pada teknologi bio-hibrida. Sebelumnya, peneliti di Singapura juga berhasil mengubah kecoak menjadi "kecoak cyborg" untuk misi serupa. Bahkan, tanaman Venus flytrap telah diubah menjadi lengan robotik.

Penelitian ini mengingatkan kita bahwa terkadang solusi terbaik datang dari kerja sama dengan makhluk sederhana yang telah menguasai seni bertahan hidup. Masa depan penyelamatan mungkin bergantung pada "pasukan" terkecil dan tak terduga.

Scroll to Top