Hati, organ vital yang kerap diibaratkan sebagai pabrik kimia tubuh, memegang peranan krusial dalam kelangsungan hidup. Tanpa hati yang berfungsi dengan baik, tubuh tak mampu melakukan berbagai proses penting.
Terletak di bagian kanan atas perut, di bawah tulang rusuk, hati berperan besar dalam membuang limbah, membantu pencernaan, menyaring darah, dan menetralkan racun. Hampir semua zat yang masuk ke tubuh, mulai dari obat-obatan hingga suplemen, diproses oleh organ ini.
Selain itu, hati juga memecah nutrisi dari makanan menjadi komponen yang dibutuhkan tubuh, seperti asam amino. Enzim hati bertugas mengurai alkohol dan mengeluarkan zat beracun dari sistem tubuh.
Hebatnya, hati memiliki kemampuan regeneratif yang unik. Organ ini mampu memperbaiki jaringan yang rusak, bahkan menumbuhkan kembali bagian yang hilang.
Mengenali Penyebab Penyakit Hati
Penyakit hati bisa dipicu oleh beragam faktor, termasuk faktor genetik, gangguan autoimun, masalah metabolisme, penyumbatan saluran empedu, infeksi virus seperti hepatitis, penyalahgunaan alkohol, hingga obesitas.
Jika diabaikan, penyakit hati dapat berkembang menjadi kronis dan menyebabkan fibrosis, yaitu pengerasan hati akibat penumpukan jaringan parut. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa berujung pada sirosis, yaitu jaringan parut yang lebih parah dan bersifat permanen. Kondisi ini dapat berujung pada gagal hati atau penyakit hati stadium akhir.
Penyakit hati seringkali berkembang secara perlahan dan bertahap. Tanda dan gejalanya pun seringkali tidak jelas, terutama pada tahap awal. Oleh karena itu, pemeriksaan kesehatan rutin sangat dianjurkan untuk mendeteksi gangguan fungsi hati sedini mungkin.
Waspadai Gatal Tanpa Ruam, Bisa Jadi Gejala Penyakit Hati
Salah satu gejala yang patut diwaspadai adalah kulit yang terasa gatal tanpa disertai ruam, atau dikenal sebagai pruritus. Kondisi ini dapat terjadi akibat penumpukan garam empedu dalam darah yang disebabkan oleh kerusakan hati.
Rasa gatal ini seringkali memburuk di malam hari. Meskipun gatal tanpa ruam bisa disebabkan oleh berbagai kondisi lain, hal ini tetap patut diwaspadai, terutama jika tidak ditemukan penyebab lain yang jelas. Gatal sering kali menjadi salah satu tanda dari sirosis hati pada tahap yang lebih lanjut.
Pruritus paling sering dikaitkan dengan beberapa kondisi medis seperti sirosis bilier primer (PBC), kolangitis sklerosis primer (PSC), serta kolestasis intrahepatik pada kehamilan.
Cara Mengatasi Gatal Akibat Gangguan Hati
Gatal yang berkaitan dengan gangguan hati umumnya tidak akan membaik dengan sendirinya, namun tetap dapat diatasi dengan pengobatan yang tepat. Karena penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami, diperlukan kombinasi terapi dan proses coba-coba untuk menemukan pendekatan yang paling sesuai.
1. Hindari Menggaruk
Menggaruk area kulit yang gatal dapat memperparah kondisi dan meningkatkan risiko infeksi. Disarankan untuk menjaga kuku tetap pendek. Jika rasa gatal sulit dikendalikan, menutup area kulit atau mengenakan sarung tangan saat tidur bisa membantu mengurangi dorongan untuk menggaruk.
Berikut beberapa langkah lain yang dapat dilakukan untuk meredakan gatal dan mencegah iritasi kulit:
- Gunakan air hangat atau dingin saat mandi, bukan air panas.
- Hindari berada terlalu lama di tempat yang panas atau terkena sinar matahari langsung.
- Pilih sabun lembut dan bebas pewangi.
- Gunakan pelembap yang ringan, bebas pewangi, dan cocok untuk kulit sensitif.
- Kompres area yang gatal dengan kain dingin dan basah hingga rasa gatal mereda.
- Jauhkan kulit dari zat-zat atau bahan kimia yang berpotensi menyebabkan iritasi.
- Kenakan sarung tangan saat menggunakan produk pembersih atau bahan kimia keras.
- Pilih pakaian yang longgar dan menyerap keringat.
- Gunakan humidifier (pelembap udara) selama musim dingin atau saat udara dalam ruangan sangat kering.
2. Gunakan Obat Oles Anti Gatal
Untuk gatal ringan yang terlokalisasi, krim berbahan dasar air dengan kandungan 1 persen mentol dapat membantu meredakan rasa tidak nyaman. Selain itu, obat topikal yang dijual bebas juga bisa digunakan untuk mengurangi gatal, terutama pada kondisi kulit tertentu. Meski begitu, dosis dan penggunaan obat sebaiknya mengikuti anjuran dokter.