Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menghidupkan transaksi saham PT Green Power Group Tbk. (LABA) dan PT Panca Anugrah Wisesa Tbk. (MGLV) mulai hari Kamis, 10 Juli 2025. Saham-saham ini bisa diperdagangkan lagi di Pasar Reguler dan Pasar Tunai.
LABA sempat dihentikan perdagangannya pada Selasa, 9 Juli 2025, hanya selama satu hari. Sementara itu, MGLV telah menjalani masa suspensi selama 15 hari bursa sejak 18 Juni 2025.
Langkah suspensi ini diambil karena kedua saham tersebut menunjukkan peningkatan harga yang tajam, memicu status Unusual Market Activity (UMA) dan penerapan skema Cooling Down. BEI mengambil tindakan ini untuk melindungi kepentingan investor di tengah gejolak harga yang ekstrem.
Setelah suspensi dicabut, LABA langsung meroket ke harga Rp364, mengalami kenaikan sebesar 18,1%.
MGLV, setelah suspensi berakhir, masuk ke papan pemantauan khusus atau Full-Call Auction (FCA). Meskipun demikian, harganya tetap melonjak 26 poin, mencatatkan kenaikan 9,4% hingga mencapai Auto-Rejection Atas (ARA).
Dengan dibukanya kembali perdagangan kedua saham ini, investor memiliki kesempatan untuk kembali bertransaksi.
Namun, BEI mengingatkan investor untuk tetap berhati-hati. Investor disarankan untuk mempelajari informasi terbaru yang dirilis perusahaan, memahami profil risiko masing-masing saham, dan menghindari keputusan investasi yang hanya didasarkan pada euforia pasar.
Sebagai tambahan informasi, PT Green Power Group Tbk (LABA), perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan dan produksi baja, mengumumkan perkembangan terbaru terkait rencana pembelian saham PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA).
Aksi korporasi ini dijalankan bersama mitra strategis dari luar negeri, Rich Step International Ltd (RSIL).
Direktur Utama PT Green Power Group Tbk, An Shaohong, menjelaskan bahwa proses uji tuntas (due diligence) telah dimulai pada 6 Juli 2025.
"Proses ini adalah kelanjutan dari informasi yang sebelumnya disampaikan oleh BKPJ kepada publik pada 7 Juli 2025," kata An Shaohong dalam keterangan resmi pada Senin, 8 Juli 2025.
Akuisisi ini merupakan bagian dari strategi ekspansi global RSIL. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat sinergi bisnis, termasuk pengembangan portofolio usaha di sektor perdagangan, investasi di anak perusahaan, serta pengembangan lini bisnis kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang sedang berkembang pesat di seluruh dunia.