Ruang angkasa sering digambarkan sebagai tempat di mana astronaut melayang bebas. Kondisi ini terjadi karena ruang angkasa merupakan ruang hampa udara. Tapi, apa sebenarnya yang menyebabkan ruang angkasa menjadi hampa udara?
Secara sederhana, ruang hampa berarti tidak adanya materi. Ruang angkasa nyaris kosong, bukan karena adanya daya isap, tapi karena memang sangat sedikit materi di sana. Kekosongan ini menciptakan tekanan yang sangat rendah. Walaupun sulit untuk menciptakan kondisi ruang angkasa yang persis sama di Bumi, ilmuwan bisa membuat lingkungan bertekanan rendah yang disebut vakum parsial.
Mungkin sulit membayangkan konsep ruang hampa karena kita terbiasa hidup di lingkungan yang padat. Namun, kondisi yang kita anggap normal di Bumi sebenarnya adalah pengecualian dalam skala alam semesta, yang sebagian besar kosong.
Gravitasi: Dalang di Balik Kekosongan Alam Semesta
Secara rata-rata, ruang angkasa akan tetap cukup kosong meskipun tanpa gravitasi. Namun, gravitasi memperkuat kekosongan ini dengan menarik materi untuk berkumpul di wilayah tertentu.
Dua benda bermassa akan saling tarik menarik karena gravitasi. Dengan kata lain, materi cenderung berkumpul dengan materi lainnya. Di ruang angkasa, gravitasi menarik benda-benda di dekatnya, meningkatkan massa kolektif mereka. Semakin besar massa, semakin kuat tarikan gravitasinya, sehingga menarik lebih banyak materi. Efek ini terus berlanjut, menciptakan gumpalan kosmik yang besar.
Saat titik-titik panas gravitasi ini menarik materi, ruang di antara mereka menjadi kosong, menciptakan kekosongan kosmik. Dulu, setelah Big Bang, materi di alam semesta tersebar lebih merata. Namun, selama miliaran tahun, gravitasi mengumpulkan materi menjadi asteroid, planet, bintang, tata surya, dan galaksi. Proses ini menyisakan ruang hampa di antara planet, bintang, dan galaksi.
Meskipun disebut hampa, ruang angkasa tidak sepenuhnya kosong. Di antara galaksi, terdapat kurang dari satu atom per meter kubik. Namun, jumlah materi ini jauh lebih sedikit daripada ruang hampa buatan yang bisa diciptakan di laboratorium Bumi.
Seiring alam semesta terus mengembang, kekosongan ini akan semakin terasa. Sungguh pemandangan yang sangat luas dan sepi!